Kala CR7 dan Messi Beda Nasib di Liga Champions

5 Momen Penting pada Matchday 4 Liga Champions 2021 / 2022: Cristiano Ronaldo Oke, Lionel Messi Tenggelam

Bola.com 2021-11-04 21:00:00
Liga Champions - Ilustrasi Liga Champions (Bola.com/Adreanus Titus)

Total 16 pertandingan matchday 4 Liga Champions 2021/2022 sudah tuntas digelar. Beberapa hasil menarik tersaji pada rangkaian laga yang berlangsung sepanjang Rabu (03/11/2021) dini hari sampai Kamis dini hari WIB.

Beberapa tim bahkan sudah mengantongi tiket lolos ke fase knockout. Seperti dari Grup C di mana Ajax sudah mengunci tiket setelah mengalahkan Borussia Dortmund, 3-1.

Liverpool yang tergabung di grup neraka di luar dugaan sudah mendapatkan tiket ke fase knockout meski pertandingan fase grup masih tersisa dua laga lagi.

Pada matchday keempat, Liverpool mengalahkan tim kuat Atletico Madrid dan memimpin Grup B lewat torehan 12 poin atau unggul tujuh poin dari posisi kedua, Porto.

Hal sama berlaku buat Bayern Munchen. Menang besar asar Benfica dengan skor 5-2, raksasa Bundesliga memimpin Grup E lewat poin sempurna: 12 poin.

Pada artikel ini, Bola.com mengajak pembaca mengetahui beberapa momen penting dari rangkaian pertandingan Matchday 4 Liga Champions 2021/2022.


5 Momen Menarik

1. Cristiano Ronaldo membukukan dua gol saat Manchester United bermain imbang 2-2 kontra Atalanta. Artinya pada empat pertandingan skuad Setan Merah di ajang Liga Champions musim ini, CR7 selalu mencetak gol.

2. Empat tim memastikan lolos ke fase knockout di ajang Liga Champions setelah melewati pertandingan matchday 4. Keempat tim tersebut adalah Juventus, Bayern Munchen, Ajax Amsterdam, Liverpool.

3. Liverpool kini tidak tersentuh kekalahan pada 25 pertandingan pada semua kompetisi. Rinciannya adalah menang 18 kali, imbang tujuh kali.

4. Tidak ada nama Lionel Messi pada daftar starter dan bahkan pemain cadangan saat PSG bermain imbang 2-2 kontra Leipzig. Pemain asal Argentina itu dibebat cedera.

5. Liverpool, Ajax, dan Bayern Munchen jadi tiga tim yang mempunyai rapor 100 persen kemenangan pada empat pertandingan Liga Champions yang sudah berlangsung.

5 Kapten Terbaik Manchester United dalam Sejarah

Foto: 5 Kapten Terbaik Manchester United dalam Sejarah Liga Inggris, Roy Keane Teratas

Bola.com 2021-11-06 17:03:50
Roy Keane (atas) merupakan kapten tersukses dalam sejarah Manchester United. Di bawah kepemimpinannya, Setan Merah mampu meraih sembilan gelar Liga Inggris dan satu trable kontinental di musi
Roy Keane (atas) merupakan kapten tersukses dalam sejarah Manchester United. Di bawah kepemimpinannya, Setan Merah mampu meraih sembilan gelar Liga Inggris dan satu trable kontinental di musim perdananya menjadi kapten pada 1998/1999. (AFP/Paul barker)
Gary Neville (kanan) merupakan penerus Roy Keane sebagai kapten Manchester United. Selama masa jabatannya, pemain asal Inggris tersebut berhasil mempersembahkan dua gelar Liga Champions dan satu trofi Liga Champions. (AFP/Lindsey Parnaby)
Mantan pelatih Newcastle United, Steve Bruce merupakan bek tengah legendaris milik Manchester United. Ia dipercaya ban kapten pada 1994 menggantikan Bryan Robson. Di bawah kepemimpinannya, ia sukses menyabet tiga gelar Liga Inggris dan dan dua piala FA. (AFP/Pool/Stu Forster)
Nemanja Vidic (tengah) sering desebut 'batu di lini belakang Manchester United' karena penampilan solidnya. Vidic mengambil alih ban kapten pada 2011 setelah kepergian Gary Neville. Bek tengah asal Serbia tersebut sukses mempersembahkan dua gelar Liga Inggris dalam tiga musim. (AFP/Paul Ellis)
Eric Cantona diangkat sebagai kapten Manchester United pada musim 1996/97 menggantikan Steve Bruce. Pemain yang kerab dijuluki King Eric tersebut merupakan orang asing pertama yang diangkat sebagai kapten. Ia berhasil membawa MU meraih gelar ke-11 Liga Inggris. (AFP/Gerry Penny)

Flop di Inggris

7 Pemain yang Flop di Liga Inggris, Eh Malah Juara Liga Champions di Klub Lain

Bola.com 2021-11-05 09:00:23
Premier League - Gerard Pique, Arjen Robben, Jerome Boateng (Bola.com/Adreanus Titus)

Liga Inggris dikenal menyuguhkan persaingan yang keras. Tak sembarang pemain bisa mendulang kesuksesan di liga tersebut.

Apalagi, seiring bergulirnya waktu, Liga Inggris semakin gemerlap. Pemain bintang makin menyesaki klub-klub Premier League sehingga persaingan menjadi kian sengit.

Tujuh pemain di daftar ini, meninggalkan Liga Inggris dengan status flop alias gagal. Penyebabnya berbeda-beda sehingga mereka gagal bersinar.

Namun, bukan berarti karier mereka sudah habis. Mereka berhasil mendulang kesuksesan di tempat lain.

Ketujuh pemain ini malah mendapatkan gelar Liga Champions setelah meninggalkan Liga Inggris. Bahkan, beberapa pemain menjadi juara Liga Champions dengan mengalahkan klub lamanya.

Berikut ini tujuh pemain tersebut, seperti dikutip Four Four Two.


7. Marco Materazzi (Everton)

Marco Materazzi menjalani periode buruk saat merumput di Liga Inggris. Dia hanya bermain satu musim di sana bersama Everton.

Bayangkan saja, Materazzi bermain dalam 33 pertandingan pada musim 1998/1999, tetapi mengoleksi tiga kartu merah dan 11 kartu kuning! Benar-benar rekor yang buruk.

Tak heran, dia cepat-cepat dikembalikan ke Perugia.

Tapi, Materazzi malah moncer di sana. Dia mencatatkan rekor sebagai pencetak gol terbanyak oleh bek dalam satu musim Serie A, yaitu 12 gol.

Inter Milan langsung tergoda dan memboyongnya. Di bawah polesan Jose Mourinho, Materazzi merasakan gelar juara Liga Champions dalam raihan treble yang gemilang pada musim 2009/2010.


6. Gerard Pique (Manchester United)

Gerard Pique jadi anomali pada daftar ini. Banyak orang mengetahui kualitas apiknya sebagai pesepak bola.

Pada 2007/2008 seharusnya menjadi musim ketika Pique yang berusia 20 tahun menyelesaikan transisinya dari pemain muda ke skuad reguler Manchester United. Tapi pemain Spanyol itu segera dipinggirkan setelah membiarkan Nicolas Anelka mencetak gol saat kekalahan mengejutkan 0-1 dari Bolton.

Pada musim panas 2008 dia minta dilepas, dengan alasan rindu kampung halaman. Dengan berat hati Sir Alex Ferguson mengabulkan keinginannya. Selain itu, dia juga sulit bersaing karena MU punya duet tangguh Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Pique kembali ke Barcelona dan sejak itu merayakan tiga gelar Liga Champions, dua di antaranya didapat dengan mengalahkan MU di final.


5. Jerome Boateng (Manchester City)

Karier Jorome Boateng di Manchester City melempem karena kombinasi nasib buruk dan manajemen yang tak ideal. Didatangkan setelah Piala Dunia 2010, pemain internasional Jerman itu harus menunggu lebih dari sebulan untuk melakukan debutnya setelah mengalami cedera menyusul tabrakan dengan troli minuman di pesawat.

Kesialannya berlanjut. Ketiga dirinya sudah fit, pelatih City saat itu Roberto Mancini malah memasangnya sebagai fullback ketimbang bek tengah. Boateng dicoret dari skuad City untuk final Piala FA 2011, kemudian hengkang ke Bayern Munchen pada musim panas itu.

Di Bayern, ia menjuarai Liga Champions 2013, kemudian juga jadi kampiun Piala Dunia 2014 bersama Jerman.


4. Sylvinho (Arsenal)

Arsenal harus berjibaku melawan Tottenham Hotspur saat mendatangkan Sylvinho. Dia menjadi pemain pertama asal Brasil yang bermain untuk Arsenal.

Dia menikmati tahun pertama yang bagus di klub termasuk mencetak beberapa gol yang tak terlupakan, salah satunya melawan Chelsea.

Pada akhirnya, kombinasi cedera, isu paspor, dan kemunculan Ashley Cole menyudahi kariernya di Arsenal. Dia dijual ke Celta Vigo pada 2001, kemudian gabung Barcelona tiga tahun berselang. Pada 2009, dia menjadi starter ketika Barcelona tampil di final Liga Champions dan juara.


3. Gary Cahill (Aston Villa)

Penggemar Aston Villa pasti menyesal ketika melihat produk akademi klub, Gaey Cahill, diizinkan bergabung dengan Bolton seharga 5 juta pounds pada 2008.

Selama empat tahun di Bolton, dia dipanggil ke Timnas Inggris dan kemudian pindah ke Chelsea. Saat itu, Chelsea hanya membayar 7 juta pounds untuk memboyongnya pada Januari 2012. Di sana, ia memenangi Piala FA dan Liga Champions pada musim pertamanya.


2. Arjen Robben (Chelsea)

Arjen Robben senang menjadi bagian pertukaran pemain Chelsea dan Real Madrid. Namun, yang sebenarnya sang manajer, Jose Mourinho, sudah hilang kesabaran terhadap Robben.

Robben kerap menepi karena cedera ringan, dan Mourinho dengan senang hati menjualnya ke Madrid dan mendapatkan Florent Malouda.

Los Blancos mau membeli Robben setelah gagal mendapatkan Michael Ballack. Robben yang akhirnya jadi yang tertawa paling belakangan. Setelah dua tahun, ia bergabung ke Barcelona dan memenangi Liga Champions di sana.


1. Patrik Andersson (Blackburn)

Andersson mendapatkan status legendaris di mata penggemar Bayern Munchen untuk gol di menit akhir yang membuat Bayern meraih gelar Bundesliga 2001 yang mengejutkan dari sang rival, Schalke. Itu adalah satu-satunya golnya untuk Bayern.

Banyak penggemar Blackburn Rovers mungkin lupa dia pernah main di Ewood Park hampir satu dekade sebelumnya.

Andersson adalah salah satu pemain asing pertama yang main di Premier League pada 1992/93, tetapi hanya bermain 12 pertandingan liga sebelum bergabung dengan Borussia Monchengladbach. Enam musim yang mengesankan di sana membuatnya beralih ke Bayern, dan pemain Swedia itu mengalami kejayaan Eropa pada 2001 dengan bermain selama 120 menit dalam kemenangan adu penalti final Liga Champions raksasa Jerman itu atas Valencia.

Sumber: Four Four Two

Tradisi Tukar Tempat Conte dan Mourinho

Tradisi Tukar Posisi Jose Mourinho dan Antonio Conte di Liga Inggris Berlanjut : Bakal Bernasib Sama ?

Bola.com 2021-11-05 08:36:02
Pelatih Chelsea, Antonio Conte, beradu taktik dengan pelatih Manchester United, Jose Mourinho. Kemenangan ini menjadi catatan postif bagi Conte yang sejak menangani Chelsea sudah dua kali men

Pada periode tujuh tahun terakhir, ada yang unik dengan relasi Jose Mourinho dan Antonio Conte. Yup, mereka seolah kompak untuk saling bertukar posisi di area klub.

Setidaknya, ada dua klub besar yang ikut serta dalam rentang tujuh tahun tersebut. Duo raksasa itu adalah Chelsea dan Tottenham Hotspur. Sebenarnya, jika ditarik lebih ke belakang dengan tidak menggunakan rentang periodik, ada nama Inter Milan di antara mereka berdua dengan hasil yang sama, yakni jawara Liga Italia.

Di ranah Liga Inggris, 'koneksi' Antonio Conte dan Jose Mourinho terlihat di Chelsea dan Tottenham Hotspur. Entah disengaja atau memang sudah takdir, keterikatan mereka dengan dua klub tersebut seolah saling menggantikan.

Satu yang pasti, Antonio Conte seperti spesialis menggantikan peran Jose Mourinho. Klub yang berantakan ditinggal The Special One berhasil dipermak sedemikian rupa oleh Conte, dan berubah menjadi tim lebih kompak, setidaknya pada musim perdana.

Putaran pertama kehadiran Antonio Conte sebagai pengganti Jose Mourinho terjadi di Chelsea. Jose Mourinho dipecat Chelsea setelah menuai 9 kekalahan dalam 16 pertandingan di Liga Inggris 2015/2016.


Pengganti Sepadan?

Setelah itu, sempat ada dua nama yang menjadi pengganti sementara, yakni Steve Holland dan Guus Hiddink. Nama terakhir hanya bertahan semusim, lalu Antonio Conte masuk.

Hasilnya, pada debut di panggung Liga Inggris, Conte berhasil memersembahkan juara. Langkah tersebut sama persis dengan persembahan Jose Mourinho pada kloter pertama kedatangan di Chelsea.

Lalu, proses kedatangan Antonio Conte usai Jose Mourinho dipecat terjadi di Tottenham Hotspur. Pada 19 April 2021, manajemen Tottenham Hotspur memecat Jose Mourinho, sekaligus mengakhir 17 bulan keberadaan pria asal Portugal tersebut di London.

Mourinho pergi dengan beragam catatan buruk. Eks pelatih Real Madrid ini pergi dari Spurs dengan raihan untuk kali pertama dipecat tanpa memberi trofi sejak 2002.


Takdir Nasib

Selain itu, bersama Tottenham Hotspur, Jose Mourinho merasakan kali pertama timnya kebobolan lima gol dalam satu pertandingan. Catatan itu sempat terulang musim ini ketika anak asuhnya, AS Roma, dibekap Bodo/Glimt.

Terakhir, bareng Spurs juga, Mourinho merasakan kali pertama dua kekalahan beruntun di rumah. Catatan buruk tersebut membuat pria yang kini berusia 58 tahun tersebut harus rela meninggalkan London guna mencari peruntungan di tempat lain.

Kini, jejak Jose Mourinho bakal diteruskan Antonio Conte. Satu pertanyaan besar adalah, apakah kegagalan Jose Mourinho mengangkat Tottenham Hotspur akan diikuti nasib Antonio Conte?. Kita tunggu saja, terutama jika melihat nasib mereka yang identik di klub baru.

Sumber : BBC

Awal Brutal Conte

Awal Brutal Antonio Conte di Tanah Inggris : Lanjut Akhir Pekan Nih ?

Bola.com 2021-11-05 08:06:43
Tottenham Hotspurs - Tanguy Ndombele, Antonio Conte, Harry Kane (Bola.com/Adreanus Titus)

Welcome, Conte. Itulah tulisan yang tertera di sebagian besar spanduk yang menyebar di antara para penonton laga Tottenham Hotspur versus Vitesse, dini hari tadi WIB. Tentu saja, sosok yang dimaksud adalah Antonio Conte, pelatih anyar Spurs.

SPanduk tersebut tak kosong, melainkan ada embel-embel lain. Di sana ada logo klub, bendera Italia, momen Conte dikenalkan ke publik sampai logo cinta. Semua itu berujung satu, yakni asa agar Tottenham Hotspur bisa menggeliat, baik di level Liga Inggris maupun kasta Eropa.

Antonio Conte merespons positif segala dukungan tersebut dengan hasil nyata di awal. Belum bisa langsung menggunakan seluruh tenaga asisten pelatih yang dibawa dari Italia, Conte sanggup menyisipkan pola permainan ala dia ke Song Heung-min dkk, termasuk pemilihan starter.

Hasilnya, Tottenham Hotspur menundukkan wakil Belanda tersebut dengan skor 3-2. Satu yang menuai perhatian adalah 'kebutralan' pertandingan perdana Antonio Conte di tanah Inggris.

Selain lima gol yang tercipta, debut Conte bersama Spurs berhias tiga kartu merah : satu milik pasukannya, dan dua berasal dari pihak lawan. Pemain Spurs, Cristian Romero harus meninggalkan lapangan pada menit ke-59 setelah melanggar Los Openda.


Suasana Panas

Saat itu, suasana memang sudah panas di lapangan. Maklum, keunggulan tiga gol Spurs nyaris disamakan lawan. The Lilywhites berada di depan berkat gol Son Heung-Min (14'), Lucas Moura (22') dan bunuh Jacob Rasmussen (28').

Nama terakhir membayar tuntas kesalahannya setelah merobek gawang Spurs pada menit ke-32. Tujuh menit berselang, Matus Bero mengecilkan selisih gol. Setelah itu, babak kedua berlangsung panas dan brutal berkat tiga kartu merah yang keluar dari kantung wasit.

Selain Cristian Romerto, dua pemain lain adalah Danilho Doekhi pada menit ke-80 dan kiper Vitesse, Markus Schubert. Sang penjaga gawang harus pergi setelah menghalau bola di luar areanya pada menit ke-84.

Antonio Conte mengakui kalau laga perdananya bersama Tottenham Hotspur sangat luar biasa. Ia tak menyangka keunggulan tiga gol nyaris dikejar Vitesse hanya dalam rentang 10 menit.

"Kami seolah memberi lawan ruang bangkit dengan dua gol tersebut. Pada babak kedua, kami harus bekerja keras sekitar 30 menit dengan berbekal hanya 10 pemain. Saya memberi apresiasi tinggi kepada para pemain," sebut Conte.

Kini, publik Tottenham Hotspur dan pecinta sepak bola di seluruh dunia akan menunggu sepak terjang berikutnya. Yup, akhir pekan ini, Antonio Conte akan memimpin pasukannya melawat ke markas Everton pada lanjutan Liga Inggris 2021/2022.

Sumber : UEFA

Pengganti Aguero di Barca

5 Bintang Liga Inggris yang Bisa Gantikan Sergio Aguero di Barcelona: Ada 2 Pemain Manchester United

Bola.com 2021-11-05 08:00:00
Ilustrasi - Anthony Martial, Sergio Aguero, Alexandre Lacazette (Bola.com/Adreanus Titus)

Kabar buruk menimpa Barcelona dengan cedera serius yang dialami Sergio Aguero. Pemain asal Argentina itu bakal asben panjang karena mengalami permasalahan pada jantungnya.

Sergio Aguero mengeluhkan sesak di dada dan kesulitan bernapas saat Barcelona diimbangi Deportivo Alaves pada lanjutan La Liga Spanyol akhir pekan lalu. Dirinya kemudian dibawa ke rumah sakit

Mantan pemain Atletico Madrid dan Manchester City itu didiagnosis mengalami gangguan irama jantung. Penyakit itu membuatnya harus menepi sekitar tiga bulan untuk pemulihan.

Absennya Aguero tentu saja menjadi berita buruk buat Barcelona. Namun, mereka bisa mencari penggantinya di bursa transfer Januari mendatang.

Di tengah kondisi finansial yang minim, Barcelona memang sulit untuk membeli pemain baru. Opsi yang memungkinkan adalah meminjam pemain, termasuk dari kompetisi Liga Inggris.

Berikut ini lima bintang Premier League yang bisa dipinjam Barcelona untuk menggantikan Sergio Aguero:


1. Anthony Martial

Anthony Martial sekarang menjadi pemain yang terlupakan di Manchester United. Ole Gunnar Solskjaer tampaknya tidak terlalu menyukai pemain asal Prancis tersebut.

Martial baru tampil tujuh kali pada musim ini. Penyerang asal Prancis tersebut hanya mencetak satu gol dari penampilannya tersebut.

Pemain seperti Cristiano Ronaldo, Edinson Cavani, Mason Greenwood dan Marcus Rashford berada di depan Martial. Sepertinya hanya pindah klub yang bisa menyelamatkan kariernya.


2. Divock Origi

Divock Origi sudah cukup lama membela Liverpool. Namun, pemain asal Belgia tersebut selama ini cuma jadi penghias bangku cadangan.

Origi juga tak banyak bermain pada musim ini. Pemain berusia 26 tahun tersebut baru tampil selama dua menit dalam ajang Premier League.

Mantan pemain Lille tersebut sudah mencetak dua gol pada musim ini. Dua gol tersebut tercipta pada ajang Carabao Cup.


3. Raheem Sterling

Masa depan Raheem Sterling di Manchester City tengah menjadi sorotan. Dia sekarang tidak menjadi pilihan utama di bawah Josep Guardiola.

Winger asal Inggris tersebut kabarnya ingin meninggalkan Etihad Stadium. Dia sebelumnya pernah mengatakan sangat tertarik bermain di luar Inggris.

Sterling merupakan sosok yang pas untuk memperkuat sektor depan Barcelona. Dia punya kecepatan dan insting gol yang tajam.


4. Alexandre Lacazette

Masa depan Alexandre Lacazette di Arsenal sudah lama menjadi spekulasi media. Sebab dia tak kunjung memperpanjang kontraknya yang berakhir pada musim panas 2022 mendatang.

Lacazette juga kerap dikabarkan siap dilepas oleh Arsenal. Beberapa klub juga disebut siap menampung pemain asal Prancis tersebut, termasuk Atletico Madrid.

Lacazette tak sering dimainkan di Arsenal pada awal musim. Namun belakangan ini dia cukup sering dipercaya bermain oleh Mikel Arteta.


5. Edinson Cavani

Kedatangan Cristiano Ronaldo mempengaruhi nasib Edinson Cavani di Manchester United. Kesempatan bermain eks penyerang PSG tersebut menjadi terbatas.

Cavani memang sudah berusia 34 tahun. Tapi, pemain asal Uruguay tersebut dirasa masih bisa bersaing di level tertinggi seperti di La Liga.

Cavani belum pernah bermain di Spanyol. Akan tetapi, dia bisa mengikuti jejak rekannya di Timnas Uruguay Luis Suarez.

Disadur dari Bola.net (Aga Deta, published 3/11/2021)

Unik dan Kreatif

Foto: Unik dan Kreatif, Potret Papan Berwajah Aremania saat Laga Arema FC Kontra Persebaya di BRI Liga 1 2021 / 2022

Bola.com 2021-11-07 06:03:44
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bo
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Sejumlah petugas melepas papan berwajah para fans Arema FC terlihat saat laga pekan kesebelas BRI Liga 1 2021/2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (06/11/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Deretan Pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF

9 Pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 1996-2018, Spesialis Hampir Juara

Bola.com 2021-11-05 08:15:29
Kolase - Timnas Indonesia di Piala AFF (Bola.com/Adreanus Titus)

Di persaingan Asia Tenggara (ASEAN) dalam ruang lingkup Piala AFF, Timnas Indonesia bukanlah siapa-siapa. Tim berjuluk Skuad Garuda itu masih kalah bersaing dengan empat negara lainnya.

Timnas Indonesia selalu bermain sejak edisi pertama Piala AFF pada 1996. Namun, Skuad Garuda belum pernah keluar sebagai juara.

Pencapaian tertinggi Timnas Indonesia adalah lima kali menjadi runner-up di turnamen antarnegara ASEAN itu.

Timnas Indonesia tertinggal jauh dari Thailand yang telah lima kali mencaplok Piala AFF, disusul Singapura empat kali, Vietnam dua kali, dan Malaysia sekali.

Pada edisi terakhir Piala AFF, raihan Timnas Indonesia cukup mengenaskan. Skuad Garuda tersingkir di babak penyisihan setelah terpuruk di peringkat keempat dari lima peserta Grup B.

Sepanjang sejarahnya di Piala AFF, Timnas Indonesia pernah dilatih oleh sembilan pelatih berbeda. Siapa saja dan bagaimana pencapaiannya?


Piala AFF 1996-2007

Pada edisi pertama Piala AFF, Timnas Indonesia ditangani oleh Danurwindo. Skuad Garuda gugur di babak semifinal.

Timnas Indonesia pernah hattrick lolos ke final pada Piala AFF 2000, 2002, dan 2004. Namun, mulai dari Nandar Iskandar, Ivan Kolev, dan Peter Withe gagal memulangkan trofi juara ke Tanah Air.

Piala AFF 1996: Danurwindo (Semifinal)

Piala AFF 1998: Rusdy Bahalwan (Peringkat Ketiga)

Piala AFF 2000: Nandar Iskandar (Runner-up)

Piala AFF 2002: Ivan Kolev ((Runner-up)

Piala AFF 2004: Peter White (Runner-up)

Piala AFF 2007: Peter White (Penyisihan)


Piala AFF 2008-2018

Alfred Riedl menjadi pelatih Timnas Indonesia yang paling sering gagal di final. Arsitek asal Austria itu dua kali rontok di partai puncak Piala AFF pada 2010 dan 2016.

Namun, Timnas Indonesia juga pernah melempem di Piala AFF 2014 bersama Riedl. Skuad Garuda harus angkat koper di babak penyisihan.

Piala AFF 2008: Benny Dollo (Semifinal)

Piala AFF 2010: Alfred Riedl (Runner-up)

Piala AFF 2012: Nilmaizar (Penyisihan)

Piala AFF 2014: Alfred Riedl (Penyisihan)

Piala AFF 2016: Alfred Riedl (Runner-up)

Piala AFF 2018: Bima Sakti (Penyisihan Grup)


Era Shin Tae-yong

Piala AFF 2020 akan digelar di Singapura pada 5 Desember 2021-1 Januari 2022 di National Stadium dan Bishan Stadium.

Timnas Indonesia tergabung Grup B Piala AFF 2020 bersama Vietnam, Malaysia, Kamboja, dan Laos.

Shin Tae-yong berencana untuk mempromosikan sejumlah pemain dari skuad U-23 ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2020.

Perjuangan tim Merah Putih di panggung Piala AFF 2020. Timnas Indonesia berada di Grup B, yang tergolong sangat kompetitif.

Selain Timnas Indonesia, di sana ada sang juara bertahan Piala AFF, Vietnam, lalu Kamboja, Laos dan sang tetangga, Malaysia. Berkaca dari situasi terkini, butuh perjuangan serta energi ekstra jika Timnas Indonesia ingin berbicara sampai fase final.

Rapor Unik Marquez

Rapor Unik Marc Marquez di MotoGP: 6 Titel Juara Dunia tapi Ratusan Kali Alami Kecelakaan

Bola.com 2021-11-05 07:00:00
MotoGP - Ilustrasi Marc Marquez (Bola.com/Adreanus Titus)

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, dipastikan absen dari MotoGP Algarve di Sirkuit Portimao, Portugal, pada 5-7 November 2021 nanti akibat gegar otak ringan.

Cedera ini ia dapat usai jatuh saat latihan off-road di Spanyol pada Sabtu (30/11/2021) lalu. Padahal, cedera patah lengan kanannya juga belum pulih.

Marc Marquez memang belum mencapai kondisi fisik terbaiknya, namun kiprahnya musim ini patut diacungi jempol. Ia sukses merebut empat podium, yang tiga di antaranya kemenangan di Sachsenring, Austin, dan Emilia Romagna.

Di Aragon, ia juga punya kans menang, walau akhirnya harus finis kedua usai tujuh kali saling salip dengan Pecco Bagnaia. Demi kembali ke puncak podium, Marquez memang berusaha sangat keras hingga harus jatuh bangun.

Menurut laporan GPOnepada Rabu (3/11/2021), dalam 14 balapan yang ia lakoni musim ini, rider asal Spanyol itu sudah 'mengoleksi' 22 kecelakaan. Ia 'hanya' tertinggal satu angka dari rider Tech 3 KTM Factory Racing, Iker Lecuona.

"Secara mental, cedera tak bikin saya melamban. Saat balapan, saya tak memikirkan apakah tubuh saya merasakan sakit lebih banyak atau sedikit," kata Marc Marquez.

"Sayalah orang pertama yang menghindari topik ini di garasi. Jika tim bertanya, tentu saya menjawab. Tapi saya coba mengikuti mentalitas saya," tambahnya.


Ada Alasan Khusus dari Catatan Marc Marquez Sering Kecelakaan

Dengan 22 kecelakaan yang ia alami dalam 14 balapan pada 2021 sejauh ini, maka artinya sang delapan kali juara dunia sudah 'mengoleksi' 144 kecelakaan selama sembilan musim berlaga di kelas para raja.

Namun, tak semua kecelakaan-kecelakaan ini terjadi akibat kesalahan atau kebetulan. Pembalap 28 tahun itu memang dikenal luas memiliki metode yang unik dalam mencari limit performanya.

Marc Marquez menyatakan bahwa kecelakaan, terutama yang ia alami dalam sesi latihan, adalah tanda dirinya sudah menemukan limit performa motor. Alhasil, ia pun jarang mengalami kecelakaan dalam sesi balap.

Uniknya lagi, meski mengalami 144 kecelakaan selama sembilan musim bertarung di MotoGP, Marquez juga punya prestasi yang mentereng.

Sejauh ini, ia sukses meraih 6 gelar dunia, 59 kemenangan, dan 99 podium. Baru-baru ini, lewat El Pais, Marquez juga menyatakan dirinya tak lagi takut jatuh demi bangkit dari keterpurukan.


Rapor Kecelakaan Marc Marquez

Berikut jumlah kecelakaan Marc Marquez selama berlaga di MotoGP:

Marquez diharapkan bisa kembali berlaga dalam seri penutup yang juga seri kandangnya, yakni MotoGP Valencia, yang digelar di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, pada 12-14 November mendatang.

Sumber: GPOne, El Pais

Disadur dari: Bola.net (Published 04/11/2021)

Harga Gila Haaland

Gokil! Butuh Rp4,9 Triliun untuk Angkut Erling Haaland dari Borussia Dortmund

Bola.com 2021-11-05 05:15:00
Erling Haaland sudah menjadi incaran Manchester United era kepelatihan Solskjaer kala masih bermain di Molde. Sayangnya, Setan Merah selalu gagal mendapatkannya, kalah dari RB Salzburg dan Do

Klub peminat jasa Erling Haaland harus mengeluarkan dana selangit bila ingin mengamankan jasanya dalam waktu dekat. Agen pemain Real Madrid, Toni Kroos, Volker Struth, menyebut saat ini Haaland memiliki harga sebesar 300 juta euro atau sekitar Rp4,9 triliun.

Nama Erling Haaland dalam setahun terakhir ramai menjadi permbincangan. Penampilan apiknya di Borussia Dortmund memicu minat dari klub-klub elite Eropa semisal Real Madrid, Chelsea, hingga Manchester United.

Namun, sampai saat ini Borussia Dortmund tak goyah dalam mempertahankan Haaland. Menurut Volker Struth, sikap itu dilakukan Dortmund karena belum menemukan pembeli dengan harga yang sesuai.

"Haaland memiliki klausul pelepasan. Seluruh paket dengan gaji lima tahun plus komisi untuk agen mungkin sekarang akan berkisar 250-300 juta euro," kata Volker Struth kepada COPE.

Mahalnya harga Erling Haaland dianggap tidak normal. Situasi itulah yang membuat Bayern Munchen sama sekali tidak tertarik dalam merekrut pemain asal Norwegia tersebut.

"Bahkan, jika Bayern Munchen punya uang maka mereka tidak akan melakukannya. Kiamat akan terjadi jika ternyata ada seorang pemain asli Jerman saat ini masih dihargai 50 juta euro," tegas Volker Struth.


Harga Sepadan

Sementara itu, beberapa pihak menganggap harga tinggi yang dimiliki Erling Haaland cukup wajar. Harga tinggi itu sepadan dengan kinerja pemain yang sampai saat ini menjadi andalan di lini depan Borussia Dortmund.

Haaland adalah penyerang dengan kemampuan mumpuni di lini depan. Pemain berusia 21 tahun itu merupakan prospek jangka panjang dari Dortmund.

Dengan usia semuda itu, Haaland sudah mampu membuktikan kualitasnya di Dortmund. Namun, Haaland tentu tak akan menutup pintu hengkang bila kenyataannya terus gagal menjadi juara di Signal Iduna Park.


Rapor Haaland

Erling Haaland bergabung dengan Borussia Dortmund dari RB Salzburg pada 2020. Haaland langsung mendapatkan kontrak sampai 30 Juni 2024.

Penampilan Haaland langsung menggebrak di Dortmund. Sejauh ini, Haaland sudah mencetak 69 pertandingan dan menyumbang 70 gol serta 19 assist.

Jumlah tersebut tentu teramat bagus untuk pemain berusia 21 tahun. Wajar bila Haaland diprediksi masih akan punya masa depan yang lebih cerah di sepak bola.

Sumber:COPE via Sportsmole

5 Pemain yang Mulai Tenggelam

5 Pesepak Bola Kelas Dunia yang Sihirnya Sudah Memudar, Padahal Dulu Bukan Pemain Kaleng-kaleng

Bola.com 2021-11-04 20:00:25
Eden Hazard - Pemain yang datang ke Real Madrid dari Chelsea dengan biaya 100 juta euro itu nyatanya jauh dari ekspektasi. Msih tumpul di La Liga dan liga Champions membuat posisinya pun mula

Persaingan di lima liga utama Eropa mulai memanas, yaitu Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, Bundesliga, dan Ligue 1. Para pemain sepak bola kelas dunia terus unjuk gigi.

Beberapa pemain sepak bola kelas dunia, seperti Mohamed Salah, Cristiano Ronaldo, Robert Lewandowski, Paulo Dybala, Karim Benzema dan lain-lain tak bosan-bosan menyuguhkan aksi memikat.

Mereka bukan hanya dengan gembira mencetak gol demi gol. Sebagian besar juga berkontribusi dalam memberikan assist, bahkan ikut bertahan.

Namun, tak semua pemain seberuntung mereka. Ada juga pemain sepak bola kelas dunia yang mulai kehilangan sihirnya, meluncur dari puncak kejayaannya.

Berikut ini beberapa pemain sepak bola kelas dunia yang sihirnya telah memudar, seperti dikutip dari Sportkeeda.


5. Mesut Ozil

Mesut Ozil dianggap sebagai salah satu playmaker terhebat di sepak bola modern, dan sulit membantah fakta tersebut.

Di masa jayanya, mantan pemain Timnas Jerman itu adalah seorang pesulap dengan bola di kakinya, membuat banyak assist Arsenal.

Namun, Ozil diperlakukan agak tidak adil oleh mantan rekan setimnya Mikel Arteta, dan keduanya terlibat dalam perselisihan yang terdokumentasi dengan baik.

Pemain yang sekarang berusia 33 tahun itu dicorer dari tim utama oleh Arteta, dan dipaksa berlatih dengan tim cadangan.

Ozil juga dicoret dari skuad Arsenal di Liga Inggris dan Liga Europa untuk musim 2020/2021. Bisa dibilang bahwa dia menghabiskan beberapa tahun terakhir dari tahun-tahun sepakbola terbaiknya di sebagai "penonton" di Emirates.

Saat ini, Ozil bermain di Liga Turki bersama Fenerbahce.


4. Isco

Isco hanya dua kali masuk starting Real Madrid pada musim ini. Pada usia 29 tahun, Isco seharusnya berada di puncak penampilannya, tetapi dia gagal memaksimalkan potensinya.

Isco menikmati lonjakan karier di Malaga. Ia membuktikan diri sebagai salah satu pemain paling berbakat di generasinya.

Real Madrid membayar 27 juta pounds untuk mendapatkan jasa Isco pada musim panas 2013, dan bakatnya yang luar biasa dipuji oleh fans dan kritikus.

Gelandang serang ini hanya mencatatkan enam penampilan untuk Real Madrid musim ini. Empat di antaranya berasal dari bangku cadangan. Isco tentu memiliki bakat untuk membalikkan keadaan, tetapi orang akan berpendapat bahwa pemain Spanyol itu kemungkinan sudah melewati masa jayanya.


3. Philippe Coutinho

Barcelona merogoh kocek dalam-dalam di jendela transfer musim panas 2018 mendatangkan Philippe Coutinho. Bayangkan, Barca harus membayar 135 juta euro ke Liverpool.

Harapan besar mengiringi kedatangaan Coutinho. Dia digadang-gadang jadi pengganti Xavi Hernandez dan Andres Iniesta. Namun, ia malah tampak seperti bayang-bayang di Camp Nou.

Bisa dibilang, penampilan terbaiknya sejak bergabung ke Blaugrana ketika melawan klubnya sendiri. Saat itu, Coutinho sedang dipinjamkan ke Bayern Munchen. Pemain Brasil itu mencetak dua gol saat Bayern Munchen melumat Barcelona di perempat final Liga Champions 2019/2020.

Coutinho mendapat lebih banyak waktu bermain di musim 2021/22, tetapi tetap mengecewakan. Pemain berusia 29 tahun itu gagal mengontrol permainan di tengah lapangan, dan berkontribusi pada awal mengecewakan Barcelona musim ini.

Dalam 11 penampilan di semua kompetisi musim ini, Coutinho hanya menghasilkan satu gol. Beberapa klub telah menolak kesempatan untuk mengontrak Philippe Coutinho dalam beberapa tahun terakhir. Jadi bisa dikatakan bahwa sang pemain telah mendekati akhir permainannya.


2. Gareth Bale

Gareth Bale bisa dibilang salah satu pemain yang paling diremehkan dalam sejarah Real Madrid, meskipun telah memainkan peran penting dalam empat gelar di Liga Champions.

Setelah diboyong dari Tottenham Hotspur dengan mahar 90 juta pounds, pemain Wales itu gagal memenuhi standar yang sangat tinggi dari para pendukung setia Real Madrid. Hubungan Bale dengan para penggemar dan klub tetap retak, yang telah menjadi penghalang utama perkembangannya di Santiago Bernabeu.

Pemain asal Wales itu hanya mencatatkan tiga penampilan untuk Real Madrid musim ini, tetapi telah berhasil mencetak gol dalam waktu bermainnya yang terbatas.

Sama seperti Hazard, pemain berusia 32 tahun banyak menghabiskan waktu di ruang perawaran karena cedera berulang selama delapan tahun tinggal di Madrid. Bale juga terlihat gelisah di ibu kota Spanyol itu untuk waktu yang lama, dan itu sangat memengaruhi permainannya.


1. Eden Hazard

Selama tujuh tahun berkarier di Stamford Bridge bersama Chelsea, Eden Hazard membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta elite di sepak bola dunia. Namun, hal-hal tidak berjalan sesuai dengan harapan setelahnya, karena pemain internasional Belgia itu melempem di klub barunya.

Real Madrid mencetatkan rekor klub 116 juta euro untuk memboyong Hazard. Pemain Belgia itu digadang-gadang jadi pengganti jangka panjang Cristiano Ronaldo.

Namun, ceritanya tak seindah itu. Cedera juga merecoki Hazard, karena ia banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan.

Hazard berhasil relatif bebas cedera musim ini, mencatatkan sepuluh penampilan di seluruh kompetisi. Dia menikmati awal musim yang menjanjikan, mencatatkan assist pada laga pembuka Real Madrid musim ini.

Namun, mantan pemain Chelsea itu gagal membuat dampak nyata sejak itu, tanpa kontribusi gol dalam sembilan penampilan berikutnya. Musim ini, Hazard diturunkan ke bangku cadangan di beberapa pertandingan terpenting Real Madrid, termasuk duel El Clasico terbaru.

Dari luar, sepertinya pemain Belgia itu tidak disukai di bawah asuhan Carlo Ancelotti. Dia tampaknya kalah bersaing dengan Benzema, Vinicius Jr., Rodrygo dan Asensio.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Ancelotti menjelaskan. "Mereka yang tidak bermain harus memiliki keyakinan. Lihatlah Mariano, bagaimana dia akhirnya mendapat kesempatan dan menikmati dirinya sendiri, bermain bagus. Itulah yang perlu dilakukan Hazard."

Sumber: Sportkeeda

Bachdim Bikin Persis Makin Mentereng

Liga 2: Irfan Bachdim Resmi Gabung, Persis Solo Kian Mentereng

Bola.com 2021-11-04 21:13:24
Striker PSS Sleman, Irfan Bachdim saat disuntik vaksin di Bandung, Kamis (8/4/2021). (Dok PSS Sleman)

Skuad Persis Solo kian ngeri. Pada Kamis (4/11/2021), Persis resmi mengumkan kedatangan Irfan Bachdim. Pemain berusia 33 tahun itu resmi diikat kontrak oleh Persis pada jendela transfer Liga 2 2021/2022 putaran kedua.

Irfan memberikan tanggapan atas keputusannya untuk berlabuh ke Solo dan membela Persis di pertengahan musim ini. Baginya visi dan pengelolaan klub yang bagus menjadi kunci atas keputusannya.

"Ya, saya mengikuti kompetisi Liga 2 dan mengikuti Persis. Saya rasa manajemen, pelatih sangat bagus dan saya sudah kenal juga dengan beberapa pemain di sini. Lalu mungkin yang paling penting di sini ada visi, target, dan itu yang saya sangat suka. Saya ingin menjadi bagian dari perjalanan tim ini," katanya.

Nama Irfan Bachdim sudah tak asing lagi di publik penikmat sepak bola Indonesia. Pemain yang punya darah keturunan Belanda tersebut mulai mencuri perhatian saat dirinya membela Timnas Indonesia yang keluar sebagai runner-up Piala AFF 2010. Ia merupakan pemain yang bisa bermain di beberapa posisi. Mulai dari gelandang serang, winger, bahkan penyerang tengah.

Irfan punya kesan tersendiri dengan Kota Solo. Menurut dia, banyak memori yang ia alami di kota tersebut.

"Kotanya sangat indah. Banyak memori yang bagus dengan timnas juga dengan tim-tim lain. Stadion juga luar biasa, saya sangat suka untuk bisa main di sini sekarang," kata Irfan Bachdim.


Pengalaman

Irfan Bachdim mengawali karier di Indonesia bersama Persema Malang. Dua musim di Persema, Irfan memutuskan untuk bertualang ke luar negeri dan sempat membela klub Thai League, yakni Chonburi FC dan Huai Tahalaeng United serta dua klub J League, Ventforet Kofu dan Hokkaido Consadole Sapporo.

Irfan kemudian pulang ke Indonesia pada 2017 silam untuk memperkuat Bali United. Di tahun 2020, ia hengkang dari Bali United untuk bergabung dengan PSS Sleman sebelum mengakhiri kontraknya bersama Super Elja awal Oktober lalu.

Irfan bertekad membawa Persis segera promosi ke Liga 1 musim depan. Ia pun menegaskan datang ke Solo bukan untuk sekedar main-main.

"Pertama kali mungkin saya mau berterima kasih. Saya ingin memberi tahu ke suporter juga, saya datang bukan cuma untuk main-main. Saya ada visi, tujuan, dan target untuk bantu tim naik level dan mencetak sejarah," serunya.


Makin Mentereng

Kedatangan Irfan Bachdim kian membuat Laskar Sambernyawa beraroma eks pemain tim nasional Indonesia. Diketahui, di skuad Persis saat ini sudah ada beberapa nama lain yang pernah mengenakan seragam garuda. Sebut saja Beto Goncalves, Ferdinand Sinaga, dan Wahyu Tri Nugroho. (Bayu Satrio)