Sheriff Tiraspol meledak di Liga Champions 2021/2022. Berstatus newbie, Sheriff Tiraspol menumbangkan dua raksasa di fase grup.
Pertama, mereka menekuk raksasa Ukraina, Shakhtar Donetsk pada matchday pertama dengan skor 2-0. Pada Rabu (29/9/2021), giliran Real Madrid, si jawara 13 kali, yang dipermalukan dengan skor 1-2 di Santiago Bernabeu.
Sheriff Tiraspol memiliki sejarah yang unik. Meskipun menjadi wakil Moldova karena mengikuti liga setempat, klub ini bermarkas di Tiraspol, ibu kota Transnistria.
"Sheriff Tiraspol Mencetak sejarah mengalahkan Real Madrid, juara Liga Moldova berkibar di Santiago Bernabeu!" demikian headline di media Moldova, ProTV Chisinau.
Transnistria merupakan satu di antara negara dengan pengakuan terbatas alias belum diakui dunia. Transnistria awalnya merupakan bagian dari Moldova dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 2 September 1990.
Per 2011, baru Abkhazia, Republik Artsak, dan Ossetia Selatan yang mengakui kemerdekaan Transnistria. Ketiganya juga merupakan negara dengan pengakuan terbatas meski secara de facto merdeka. PBB menganggap Transnistria sebagai bagian dari Moldova.
Negara ini terletak di perbatasan Moldova dan Ukraina. Itu berarti, ada mayoritas rakyatnya dari Rusia (29,1 persen menurut sensus 2015). Itu sebabnya, meski belum mengakui negara itu, Rusia menempatkan konsulat di Tiraspol.
Transnistria tak punya perbatasan karena Moldova masih menganggap sebagai bagian dari mereka. Meski begitu, untuk masuk Transnistria, tetap ada petugas yang mengecek paspor Anda, walau tidak mendapat cap.
Sheriff Tiraspol mencapai Liga Champions sebagai pemenang Liga Moldova dan memenangkan telah memenangkan liga domestik selama 19 kali sejak 2001, termasuk enam terakhir berturut-turut.
Di Tiraspol, Semua Serba Sheriff!
Mantan perwira polisi Soviet dan konglomerat, Viktor Gushan, merupakan pemilik klub ini bersama bisnis lain mulai dari penyulingan cognac dan pertanian kaviar hingga jaringan supermarket dan pompa bensin.
Sheriff Tiraspol didirikan pada tahun 1997 oleh Viktor Gushan lewat bendera perusahaannya, Sheriff.
"FC Sheriff, sebuah klub yang dijalankan oleh perusahaan eponymous yang dibangun di atas uang keruh di daerah kantong separatis pro-Rusia di negara termiskin di Eropa, Moldova," demikian ulasan The Moscow Times.
"Calon negara, yang mengingatkan kembali ke masa lalu Soviet dengan patung Lenin yang menjulang tinggi di pusat pusat administrasinya, Tiraspol, memisahkan diri dari Moldova dalam perang saudara singkat di awal 1990-an."
Pelatih asal Spanyol yang pernaSheriff membesut tim di Tiraspol pada 2013, Juan Ferrando, menuturkan pengalamannya.
"Merek dan lambang Sheriff ada di mana-mana," katanya kepada EFE via AS.
"Ke mana pun Anda pergi: ke restoran, supermarket, pom bensin," katanya.
"Sepertinya Anda tinggal di dalam klub," kenang Ferrando tentang keberadaan simbol tim dan perusahaan di kehidupan publik Transnistria, di mana perusahaan Sheriff memiliki monopoli di sektor dan kontrol utama.
Menurut para ahli, 60% dari sektor ekonomi Transnistria dikuasai Sheriff.
Bak Timnas Transnistria
Asal usul Sheriff dapat ditelusuri kembali ke tahun 1990-an, ketika Gushan melihat kekayaannya tumbuh dari privatisasi paling menguntungkan di "republik" separatis Transnistria yang baru dibuat.
Dukungan Moskow dan kehadiran tentara Rusia di wilayah tersebut, telah memungkinkan Transnistria untuk tetap menjadi negara merdeka de facto sejak saat itu, meskipun di atas kertas tetap menjadi bagian dari Moldova dan tidak secara resmi diakui oleh negara lain mana pun di dunia.
Gushan mendirikan Sheriff pada tahun 1993 dengan sesama petugas polisi, Ilya Kazmaly. Kedua pria berusia 59 tahun itu menghabiskan tahun-tahun berikutnya membeli bekas pabrik Soviet lalu mengembangkan bisnis mereka.
Sheriff Tiraspol, meski berstatus wakil Moldova, kini membuat orang-orang mulai mencari tahu dan mengenal Transnistria. Pasukan Yuriy Vernydub ini diibaratkan sebagai Timnas Transnistria.
Kemenangan Diplomatik?
Kejutan Sheriff Tiraspol FC di Liga Champions disebut sebagai kemenangan diplomatis Transnistria.
"Olahraga juga merupakan bentuk soft power," kata jurnalis investigasi yang berbasis di Moldova, Madalin Necsutu, via AS.
"Dalam hal ini akan membantu membantu wilayah Transnistria untuk mendapatkan visibilitas internasional," lanjutnya.
"Apa yang belum dicapai rezim separatis bahkan di tingkat regional melalui diplomasi tradisional, sekarang dicapai di tingkat global melalui sepak bola dengan citra Sheriff bermain melawan tim seperti Real Madrid."
Kini, Sheriff Tiraspol memberi kejutan lagi dengan mengalakan Real Madrid. Mereka bertengger di puncak klasemen sementara Grup D dengan 6 poin.
Sumber: AS, Moscow Times, Pro TV Chisinau