Sentuhan Kartu Rp 30 M Michael Jordan

Sentuhan Kartu Rp30 Miliar Michael Jordan

Bola.com 2021-06-10 19:09:10
Sentuhan Kartu Rp 30 M Michael Jordan

Semua yang disentuh Michael Jordan di pentas NBA berubah menjadi emas layaknya legenda "Sentuhan Midas". Bedanya bila kisah Midas berujung tragis, kini kisah keberuntungan MJ belum berhenti meski ia telah pensiun dari dunia basket NBA 18 tahun silam. Pada 22 Mei 2021, contohnya, memorabilia Jordan masih laku sangat mahal yaitu senilai 2,1 juta dolar AS alias setara 29,9 miliar rupiah!

Barang yang dimaksud adalah segepok kartu koleksi Michael Jordan, yang menurut Bleacher Report diproduksi Upper Deck jelang musim NBA 1997-1998.

Nilai kartu itu menjadi sangat mahal dalam lelang daring yang digelar Goldin Auctions lantaran dibubuhi tanda tangan sang bintang yang kini berusia 58 tahun tersebut dan konon hanya dibuat sebanyak 23 buah saja di seluruh dunia.

Barang ini sontak memecahkan rekor pribadi MJ dalam konteks barang-barang mahal yang diasosiasikan dengan dirinya.

Banyak pengamat NBA menyebut nilai koleksi kartu itu juga terdongkrak lantaran mengandung beberapa gambar saat Jordan menggunakan seragam tim Eastern Conference dalam All-Star Game 1992 yang disebut-sebut sebagai gelaran All-Star terbaik sepanjang masa.

Dalam duel eksibisi antar wilayah tersebut Michael Jordan mencetak 18 poin dalam total penampilan 31 menit, tapi tim wilayah barat yang justru menang dengan skor 153-113 karena penampilan cemerlang Magic Johnson ---yang akhirnya terpilih sebagai MVP.

Namun, bukan kurang bersyukur ketika pihak Goldin Auctions sendiri menyebut angka penjualan koleksi MJ itu sendiri agak di bawah harapan mereka ---yang nilainya di kisaran 2,5 juta dolar AS.

Apakah prediksi itu berlebihan? Tidak, karena kartu koleksi seri rookie year LeBron James sebulan sebelumnya laku hingga 5,2 juta dolar (Rp 74,2 M). Luar biasa bukan?


Video

Kepak Sayap Ibrahim al-Hussein

Foto Ragam: Kisah Atlet Renang Pengungsi Suriah yang Akan Tampil di Paralimpiade Tokyo 2020

Bola.com 2021-06-09 14:07:00
Ibrahim al-Hussein sedang berlatih untuk persiapan Tokyo Paralimpics Game 2020 di Olympic Aquatic Centre, Athena. Ia menyatakan tak pernah membayangkan akan berenang di tempat idola Olimpiade
Ibrahim al-Hussein sedang berlatih untuk persiapan Tokyo Paralimpics Game 2020 di Olympic Aquatic Centre, Athena. Ia menyatakan tak pernah membayangkan akan berenang di tempat idola Olimpiadenya memecahkan rekor. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
Saat ini, Ia tergabung dalam tim pengungsi yang terdiri dari delapan anggota dan melakukan latihan setiap harinya untuk persiapan Paralimpiade Tokyo 2020. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
Ketika al-Hussein kecil, ia sering berenang bersama ayahnya di sungai Efrat. Ia bermimpi suatu saat ingin mengikuti jejak perenang Ian Thorpe dan Michael Phelps ketika tampil di Olimpiade Athena tahun 2004 silam. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
Mimpinya harus kandas ketika perang Suriah pecah pada tahun 2011 dan keluarganya pergi mengungsi. Al-Hussein awalnya ingin tetap tinggal, tetapi ketika kaki kananya terkena bom dan harus diamputasi, ia harus pergi ke Yunani dengan perjalanan laut yang beresiko tinggi. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
Deretan medali yang terpajang di dinding tempat tinggalnya di Athena ini menjadi saksi perjuangannya. Komite Olimpiade Helenic mulai menaruh perhatian ke al-Hussein ketika ia memenangkan kompetisi disabilitas Yunani dan memilihnya untuk membawa obor Olimpiade Rio 2016. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
Selain medali dan penghargaan, topi renang al-Hussein menjadi barang bersejarah yang mengingatkan debutnya bersama tim pengungsi pertama di Olimpiade Rio 2016. Ia juga dipercaya membawa bendera timnya menuju Stadion Maracana yang bersejarah. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)
"Tak ada yang tak mungkin" kata perenang 32 tahun itu. Ia juga menambahkan bahawa semua orang bisa mendapatkan apapun yang diinginkan ketika meraka berjuang dengan tubuh dan hatinya. (Foto: AFP/Angelos Tzortzinis)

Momen Paling Wow di Piala Eropa

Jelang Euro 2020: 3 Momen Paling Wow Banget Sepanjang Sejarah Piala Eropa

Bola.com 2021-06-09 18:00:55
Dua pemain Portugal, Ricardo Carvalho (dua dari kiir0 dan Miguel (dua dari kanan) hanya bisa termangu usai bomber Yunani, Angelos Charisteas (kanan) mencetak gol, pada partai final Euro 2004,

Piala Eropa merupakan satu di antara turnamen akbar yang selalu dinantikan oleh para pencinta sepak bola di seluruh dunia. Beragam momen menarik hingga mengejutkan kerap terjadi ajang empat tahunan tersebut.

Satu di antara momen yang sulit dilupakan adalah penampilan Yunani di Euro 2004. Pada proses pengundian, Timnas Yunani hanya menempati Pot 4 bersama Bulgaria, Swiss, dan Latvia.

Meski berstatus tim underdog, Yunani mampu memperlihatkan performa moncer. Mereka berhasil lolos ke perempat final dengan status runner-up Grup A, mengungguli Spanyol dan Rusia yang berada di urutan tiga serta empat.

Timnas Yunani mendulang empat poin hasil dari satu kemenangan, sekali imbang, dan menelan satu kekalahan. Mereka tertinggal dua angka dari tim tuan rumah, Portugal yang menembus perempat final Piala Eropa 2004 sebagai pemuncak Grup A.

Penampilan mengejutkan Timnas Yunani berlanjut pada fase knock-out. Yunani yang saat itu diasuh pelatih asal Jerman, Otto Rehhagel, berhasil mendepak Timnas Prancis dari perempat final dengan skor 1-0.

Selanjutnya, mereka menang 1-0 atas Republik Ceska pada semifinal. Kemenangan atas Ceska membuat tim berjulukan Ethniki itu lolos ke final Piala Eropa 2004.

Pada laga puncak, Timnas Yunani berhadapan dengan Portugal di Estadio da Luz, Lisbon, 4 Juli 2004. Melakoni duel tersebut, Yunani tak diunggulkan meraih kemenangan.

Selain berhadapan dengan tim tuan rumah, Timnas Yunani juga pernah menelan kekalahan 1-2 dari Portugal pada laga Grup A. Alhasil, peluang Yunani untuk mengalahkan A Selecao diprediksi hanya 24,5 persen.

Namun, Timnas Yunani berhasil membalikkan prediksi tersebut. Disaksikan 62.865 suporter, Yunani mampu membungkam Portugal dengan skor 1-0. Gol tunggal Timnas Yunani disarangkan Angelos Charisteas pada menit ke-57.

Bagi Yunani, itu adalah trofi perdana di Piala Eropa. Adapun Timnas Portugal harus tertunduk lesu melihat Yunani merayakan gelar juara.

Selain Timnas Yunani, sejumlah momen mengejutkan lainnya juga terjadi pada ajang Piala Eropa. Berikut ini adalah tiga di antaranya.


Belanda Vs Denmark (Piala Eropa 2012)

Timnas Denmark berhadapan dengan Belanda pada laga perdana Grup B Piala Eropa 2012. Menjalani pertandingan di Metalist Stadium, Kharkiv, 9 Juni 2012, Denmark tidak diunggulkan.

Bahkan, persentase kemenangan Tim Dinamit diprediksi hanya mencapai 19,9 persen. Pelatih Timnas Denmark, Morten Olsen, menyebut timnya tidak diunggulkan dalam duel kontra Belanda.

"Kami dapat mengatakan jika kami sedikit iri dengan tim Belanda, bahwa kami tidak berada di posisi mereka. Mereka adalah favorit. Tidak ada keraguan tentang itu," kata Olsen sebelum pertandingan.

Akan tetapi, Timnas Denmark secara mengejutkan mampu membungkam Belanda dengan skor 1-0. Gol tunggal kemenangan Denmark disarangkan Michael Krohn-Dehli pada menit ke-24.

Namun sayangnya, Denmark gagal lolos ke perempat final karena berada di urutan ketiga Grup B dengan nilai tiga, hasil dari satu kemenangan dan menelan dua kekalahan.


Belgia Vs Wales (Piala Eropa 2016)

Timnas Wales berstatus underdog di Piala Eropa 2016. Meski begitu, Wales yang diasuh Chris Coleman bermain gemilang. Tim berjulukan The Dragons tersebut mampu lolos ke-16 besar sebagai juara Grup B, unggul atas Inggris, Slovakia, dan Rusia.

Pada 16 besar, Wales berhasil mendepak Irlandia Utara dengan skor 1-0. Gol tunggal kemenangan Wales tercipta setelah Gareth McAuley melakukan gol bunuh diri pada menit ke-75.

Lolos ke perempat final, Timnas Wales berhadapan dengan Belgia di Stade Pierre-Mauroy, 1 Juli 2016. Melakoni duel ini, Wales diprediksi bakal menelan kekalahan dengan skor telak.

Pasalnya, Timnas Belgia diperkuat pemain-pemain yang sedang naik daun, seperti Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne, Thibaut Courtois, hingga Eden Hazard. Persentase kemenangan Wales atas Belgia pun hanya menyentuh angka 19,6 persen.

Prediksi tersebut seperti akan menjadi kenyataan ketika Radja Nainggolan sukses membawa Timnas Belgia unggul lebih dulu pada menit ke-13.

Namun, Wales mampu bangkit dan mencetak tiga gol balasan lewat aksi Ashley Williams pada menit ke-31, Hal Robson-Kanu menit ke-55, dan Sam Vokes menit ke-86. Sampai laga berakhir, Timnas Wales mengunci kemenangan 3-1 atas Belgia.


Inggris Vs Islandia (Piala Eropa 2016)

Selain Wales, Timnas Islandia juga berstatus underdog di Piala Eropa 2016. Kendati begitu, negara yang luasnya tak lebih besar dari Kota Bogor itu mampu mengejutkan tim-tim kuat Eropa.

Islandia berhasil menahan Portugal dan Hungaria dengan skor 1-1, serta meraih kemenangan 2-1 atas Austria. Torehan tersebut sudah cukup membawa Islandia melenggang ke-16 besar Euro 2016 dengan status peringkat kedua Grup F.

Islandia mendulang lima poin, kalah selisih gol dari Hungaria yang menghuni puncak grup dan unggul dua angka atas Portugal di tempat ketiga.

Pada 16 besar, Timnas Islandia bersua Inggris. Tim asuhan Heimir Hallgrimsson dan Lars Lagerback itu diyakini tidak akan mampu melewati adangan Tim Tiga Singa.

Mayoritas prediksi mulai dari pandit, legenda, hingga bursa taruhan menjagokan Timnas Inggris meraih kemenangan. Adapun persentase kemenangan Islandia hanya 17,4 persen.

Akan tetapi, mendapat dukungan dari suporternya yang terus menggemuruhkan Viking Thunder Clap membuat Islandia tampil bersemangat sepanjang laga. Diluar dugaan, Islandia berhasil mengalahkan Timnas Inggris dengan skor 2-1.

Tim berjulukan Strakarnir okkar itu sempat tertinggal lebih dulu setelah Wayne Rooney mampu mencetak gol lewat eksekusi penalti pada menit keempat. Namun, Islandia berhasil bangkit dan mencetak dua gol balasan lewat aksi Ragnar Sigurdsson pada menit keenam dan Kolbeinn Sigthorsson menit ke-18.

Selepas laga, pemain Timnas Islandia merayakan kemenangan tersebut bersama suporternya. Mereka pun melakukan Viking Thunder Clap bersama pendukungnya yang hadir di stadion.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cekcok Giroud vs Mbappe

Update Euro 2020: Rumor Percekcokan Kylian Mbappe dan Olivier Giroud Recoki Timnas Prancis

Bola.com 2021-06-10 21:15:15
Striker Prancis, Kylian Mbappe, saat melawan Bulgraria pada laga uji coba terakhir jelang Euro 2020 di Stade de France, Rabu (9/6/2021). Prancis menang dengan skor 3-0. (AP/Francois Mori)

Rumor tidak sedap merecoki Timnas Prancis menjelang perhelatan Euro 2020 yang sudah di depan mata. Dua bintang Les Bleus, Kylian Mbappe dan Olivier Giroud, dikabarkan terlibat percekcokan.

Perselisihan tersebut muncul saat Prancis menjalani laga uji coba melawan Bulgaria di Stade de France, Rabu (9/6/2021) dini hari WIB. Les Blues sebenarnya memenangi pertandingan tersebut dengan skor 3-0.

Giroud dua kali mencatatkan namanya di papan skor. Satu gol lainnya dicetak penyerang Barcelona, Antoine Griezmann.

Namun, Giroud ternyata merasa kesal pada laga itu meskipun berhasil menyarangkan dua gol. Kekesalan itu ditumpahkan pada sesi konferensi pers setelah pertandingan.

Pemain Chelsea itu mengeluh kurang suplai bola. Di lapangan, terutama pada babak kedua, Giroud terlihat kesal terhadap Mbappe.

"Terkadang Anda berlari dan bola tidak datang kepadamu. Mungkin kita perlu berkerja sama satu sama lain. Menurut saya itu lebih baik," ujar Giroud dikutip dari Sportbible, Kamis (10/6/2021).

Media Prancis meyakini komentar Olivier Giroud tersebut ditujukan kepada Kylian Mbappe.


Didier Deschamp Tak Memihak

Media Prancis L'Equipe mengklaim Mbappe sangat marah mendengar komentar Giroud tersebut yang dilontarkan secara terbuka ke publik tersebut. Bahkan, bintang Paris Saint-Germain tersebut berencana menumpahkan juga kekesalannya ke publik.

Pelatih Prancis, Didier Deschamps, berusaha meredam konflik. Dia enggah menyalahkan salah satu dari dua pemainnya tersebut.

"Jika Anda menerima bola, setelah memintanya... itu selalu sama. Bisa jadi apa yang dikatakan Giroud itu benar. Dalam beberapa situasi umpan tak datang kepadanya," kata Deschamps.

"Namun, kita tidak boleh menuduh Kylian atau pemain lain. Olivier tidak memiliki peran yang sama dengan Mbappe. Dia memiliki posisi penting untuk menjadi poros utama," imbuh Deschamps.

Sumber: Sportbible, Marca


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Pidato Emosional CR7

Mengenang Pidato Emosional dan Menggetarkan Cristiano Ronaldo saat Portugal Juarai Euro 2016, Bisa Terulang di Euro 2020?

Bola.com 2021-06-09 19:30:18
JULI - Cristiano Ronaldo dkk berhasil mengantar Portugal keluar sebagai juara Piala Eropa 2016 setelah mengalahkan tuan rumah, Prancis, 1-0, lewat perpanjangan waktu. Ini adalah gelar pertama

Cristiano Ronaldo memberikan pidato yang emosional tak lama setelah Timnas Portugal menjuarai Euro 2016. Bagi publik Portugal, pidato itu bahkan dianggap legendaris. Mampukah Portugal mengulangi lagi momen fantastis itu pada Euro 2020?

Pemenang Ballon d'Or lima kali itu dipaksa keluar lapangan karena cedera lutut di final melawan Prancis menyusul tekel keras dari Dimitri Payet. Itu adalah momen yang menghancurkan bagi mantan pemain Manchester United itu.

Tetapi alih-alih memikirkan kekecewaan, Cristiano Ronaldo menggunakan pengaruh dan pengalamannya dengan jitu. Cristiano Ronaldo mendampingi sang pelatih, Fernando Santos, di pinggir lapangan. Ia begitu bersemangat meneriakkan perintah dan menyemangati rekan satu timnya saat berusaha menyambar peluang.

Bahkan tanpa Ronaldo, yang telah mencetak tiga gol dalam perjalanan ke final, tim underdog Portugal berhasil mengukir sejarah dan menyabet gelar bergengsi Piala Eropa untuk kali pertama sepanjang sejarah, berkat gol pada perpanjangan waktu dari Eder.

Pertama, Cristiano Ronaldo memberi penghormatan kepada sang pelatih, Fernando Santos, sebelum berbicara secara emosional tentang bagaimana kemenangan di ajang Piala Eropa melampaui pencapaian individunya.


Hari Paling Bahagia

"Saya ingin berterima kasih kepada orang ini di sini (Fernando Santos), pertama-tama tanpa dia semua ini tidak akan mungkin terjadi," kata Ronaldo, seperti dikutip dari Sportbites, Rabu (9/6/2021).

"Kedua, untuk semua pemain, semua staf, semua orang yang terlibat dalam penaklukan ini."

"Tidak ada yang percaya pada Portugal, tetapi kenyataannya adalah kami berhasil. Kami semua, kami melakukannya. Saya sangat senang, ini adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidup saya."

"Lupakan trofi individu, Liga Champions - ini adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidup saya. Saya sudah menangis tiga dari empat kali dan saudara laki-laki saya harus memberitahu saya untuk tenang."

"Dan saya berkata: 'Hugo, saya tidak bisa'. Memang benar, dari lubuk hati saya, saya bersumpah demi nyawa anak saya, saya sangat, sangat, sangat bahagia. Saya bisa mengulanginya 100 kali. Sangat senang."

"Ini adalah trofi yang kami inginkan. Terima kasih kepada Anda semua pemain, semua staf dan Anda lagi pelatih. Semua kepercayaan yang Anda miliki, jujur, itu menyentuh saya."

"Dari lubuk hati saya, saya benar-benar bahagia. Kami pantas mendapatkannya. Kami sekarang berada dalam sejarah Portugal. Kami adalah tim pertama yang mencapai ini."

Bisakah Portugal mengatasi peluang dan memenangkan Piala Eropa lainnya dalam beberapa pekan mendatang?

Sumber: Sportbites


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Jejak Pemimpin di Arema

Jejak Kepemimpinan Arema FC, dari Lucky Zaenal hingga ke Juragan 99

Bola.com 2021-06-09 16:15:56
Arema FC - Ilustrasi Logo Arema FC (Bola.com/Adreanus Titus)

Arema FC resmi memiliki presiden baru pada Minggu (6/6/2021). Pengusaha muda, Gilang Widya Pramana, yang dikenal dengan bisnis MS Glow dan Juragan 99 Trans dipilih jadi pemimpin Tim Singo Edan hingga tiga tahun kedepan.

Tak hanya menjabat sebagai presiden klub, Gilang juga mendapatkan sebagian saham Arema FC. Namun, besaran saham yang dimiliki Gilang Widya hanya diketahui oleh manajemen Arema.

Meski memiliki saham minoritas, Gilang sudah bisa disebut sebagai bagian dari pemilik Tim Singo Edan. Selain Gilang Widya Pramana, Arema FC juga pernah dimiliki oleh sejumlah tokoh.

Kali ini, Bola.com akan coba mengulas jejak kepemilikan Arema sejak berdiri pada 1987. Pemilik pertama tim kebanggaan publik Malang itu tentu saja dinasti Acub Zaenal.

Gubernur Papua periode 1973 sampai 1975 itu mendorong putranya, Lucky Adrianda Zaenal yang akrab disapa Sam Ikul untuk jadi pengelola sekaligus bos Arema.

Pada masa tersebut, Tim Singo Edan sering dibelit masalah finansial. Namun, kembang kempis kantong manajemen tak membuat Arema dipandang sebelah mata.

Mereka berhasil menjadi juara Galatama musim 1992/1993. Para pemain Timnas Indonesia juga sempat dilahirkan oleh Arema, seperti Aji Santoso, Kuncoro, Mecky Tata dan lainnya.

Akan tetapi, prestasi Arema kala itu tak stabil. Mereka terkadang berada di papan atas, namun lebih sering jadi tim medioker. Bahkan hampir setiap musim Arema mengalami krisis finansial.

Kendati begitu, Sam Ikul punya jasa besar menjaga eksistensi Arema. Dia mencari sponsor, dana talangan, dan hutang ke sana kemari demi membuat Tim Singo Edan tetap mampu bersaing di kancah sepak bola nasional.

Nama Iwan Budianto yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI juga sempat digandeng Sam Ikul sebagai manajer Arema musim 1998/1999. Ketika itu, Iwan Budianto masih berusia 21 tahun.

Berkat kerja keras pontang-panting menghidupi Arema, Sam Ikul dianggap sebagai bos yang disegani oleh para pemain. Meskipun manajemen sering menunggak gaji para pemain.


Pengelolaan Paling Profesional pada Era Bentoel

Setelah belasan tahun bergelut dengan masalah finansial, Sam Ikul memberikan pengelolaan kepada PT. Bentoel pada 2003. Berada di bawah perusahaan rokok besar di Malang membuat Tim Singo Edan dikelola secara profesional.

Sosok Darjoto Setiawan muncul sebagai direkturnya. Pada tahun tersebut, Arema terdegradasi ke kasta kedua. Namun, tak ada lagi cerita gaji terlambat. Kesejahteraan pemain dan keluarganya juga sangat diperhatikan oleh manajemen Arema ketika itu.

Andaikan ada anak atau istri pemain yang sakit, PT Bentoel yang menanggung biaya pengobatannya. Sampai saat ini, pemain atau karyawan Arema yang pernah merasakan kepemimpinan Bentoel menganggap era tersebut sebagai masa sejahtera.

Bahkan, sampai tim akademi Arema, semua bebas dari biaya. Sehingga muncul bakat-bakat istimewa ketika itu, seperti Dendi Santoso dan Ahmad Alfarizi yang sampai saat ini membela Arema sebagai produk jebolan akademi.

Di level tim senior, Arema kembali berprestasi. Pelatih ternama Benny Dollo didatangkan. Hasilnya, mereka menjuarai kasta kedua pada 2004 dan promosi ke level tertinggi.

Sementara itu, pada 2005 dan 2006, Tim Singo Edan menjuarai Piala Indonesia. Di era Bentoel, banyak pemain label bintang yang didatangkan, sebut saja Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, Hendro Kartiko, Ortizan Salossa, Erol Iba, dan masih banyak yang lainnya.

Sayangnya, era tersebut berakhir pada 2009. Waktu itu saham PT Bentoel dikuasai BAT (British American Tobacco). Kebijakaan mendanai aktivitas olahraga pun dicabut. Hal itu membuat Bentoel tak lagi mengelola Arema.


Konsorsium Melahirkan Juara ISL

Lepas dari PT Bentoel, Arema diserahkan kepada konsorsium. PT Arema Indonesia sebagai pengelola yang baru juga dibentuk pada masa itu. Didalamnya banyak orang yang berusaha menyelamatkan Arema.

Tokoh sepak bola nasional seperti Andi Darussalam Tabusalla terlibat didalamnya. Dia jadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema. Dibawah konsorsium, Arema ternyata berhasil menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2010 saat diasuh Robert Alberts.

Tetapi setelah menjuarai ISL 2010, persoalan besar lainnya muncul. Berawal dari dualisme kompetisi, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL) musim 2012, Arema pun terpecah.

Satu bermain di IPL dan satu lagi di ISL. Di sini simpang siur kepemilikan Arema terjadi. Arema di ISL tetap dikelola pengurus lama.

Adapun Arema di IPL dihidupi PT Ancora Indonesia dan melibatkan kembali sang pendiri Lucky Zaenal. Sampai saat ini, dualisme itu tak terselesaikan. Padahal kompetisi sudah disatukan kembali sejak 2014 lalu.


Bakrie Grup dan IB di Arema Cronus

Ketika IPL mati, Arema yang sebelumnya berkiprah di ISL tetap eksis di kasta tertinggi. Pada 2013, mereka dapat kucuran dana segar dari Bakrie Grup lewat PT Pelita Jaya Cronus.

Nama klub berubah menjadi Arema Cronus di ajang ISL 2013. Iwan Budianto (IB) muncul kembali sebagai CEO. Di sini era Los Galaticos dimulai.

Materi pemain yang didatangkan lebih gemerlap ketimbang era Bentoel. Pelatih sekelas Rahmad Darmawan datang beserta deretan pemain terbaik di Indonesia ketika itu. Sebut saja Beto Goncalves, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Cristian Gonzales, Kayamba Gumbs dan lainnya.

Namun, prestasi terbaik mereka di kompetisi hanya jadi runner-up ISL 2013. Setelah itu, Arema menjadi raja turnamen. Tim Singo Edan berhasil menjuarai Piala Menpora, Piala Gubernur Jatim, Trofeo Persija, Bali Island Cup, Inter Island Cup, dan SCM Cup dalam waktu tiga tahun.

Tetapi, Bakrie Grup perlahan lepas dari Arema. Pada 2016 kucuran dana mulai terhenti, dan nama Arema Cronus berubah menjadi Arema FC. Meski begitu, era Bakrie bukanlah masa pengelolaan terbaik.

Pasalnya, selalu ada tunggakan gaji pemain yang menjadi persoalan setiap akhir musim. Pada saat Bakrie cabut, ada satu nama yang masih tersisa, yakni Iwan Budianto.

Dia melanjutkan kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Arema. Bukan persoalan mudah menjaga eksistensi Tim Singo Edan pada masa tersebut. Persoalan dualisme selalu muncul setiap awal musim, karena Arema Indonesia masih eksis di kasta terendah sepakbola Indonesia.

Tak ingin terus bersengketa, Arema membuat PT AABBI (Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia) pada 2016. Pemegang sahamnya adalah 70 persen Iwan Budianto dan 30 persen Agoes Soerjanto.

Gelar Piala Presiden, Bhayangkara Cup dan lainnya masih bisa diraih waktu itu. Sampai akhirnya IB mundur sebagai CEO pada 2019. Dia memilih untuk fokus menjalankan tugasnya sebagai Wakil Ketua Umum PSSI. Posisi Iwan Budianti kemudian digantikan Agoes Soerjanto.


Era Juragan 99 dan Impian Menuntaskan Dualisme

Sejarah baru dibuat Arema FC pada akhir pekan lalu. Pengusaha muda, Gilang Widya Pramana ditunjuk sebagai presiden klub selama tiga tahun kedepan. Sebagian saham klub juga diberikan kepadanya.

Pengusaha yang dikenal dengan sebutan Juragan 99 atau crazy rich Malang itu langsung mengumbar program pada hari pengangkatannya, 6 Juni lalu. Dia ingin menuntaskan persoalan dualisme.

Tetapi, dia tetap berkomunikasi dengan IB yang masih tercatat sebagai pemegang saham mayoritas PT AABBI untuk menyelesaikan persoalan dualisme itu. Dia punya timeline untuk merampungkan persoalan tersebut dan memberikan update lewat media sosialnya setiap saat.

Tak hanya itu, training ground dan lini bisnis juga jadi programnya. Karena sejak berdiri, Tim Singo Edan seakan nomaden untuk urusan tempat latihan.

Menarik untuk disimak, seperti apa gebrakan yang dilakukan Gilang untuk mewujudkan target-targetnya selama tiga tahun kedepan. Yang pasti, Arema era baru akan muncul di bawah kepemimpinan Gilang.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelindung Gigi LeBron James Nilainya Rp70 Jutaan

Pelindung Gigi LeBron James Nilainya Rp70 Jutaan

Bola.com 2021-06-09 18:10:12
LeBron James (Grafis: Dody Iryawan/Bola.com)

Sejarah yang membungkus sebuah benda memang tidak bisa dinilai dengan uang begitu saja. Pelindung gigi milik pebasket LA Lakers, LeBron James, sekitar setahun lalu hampir terjual seharga lima ribu dolar AS alias Rp 70 jutaan.

Cerita apa yang membuat benda kecil itu menjadi sangat tinggi dibanding harga aslinya yang paling mahal pun hanya ada di kisaran 100 dolar (Rp1,4 juta)?

Pelindung gigi berwarna kuning gading itu sempat tampil di halaman depan majalah Sports Ilustrated, yang memuat wajah LeBron kala dirinya masih tampil memperkuat SMA St. Vincent-St. Mary pada 2003. Nampak jelas di gambar itu LeBron menggigit pelindung gigi yang di bagian depan bertuliskan julukannya, "King James", dan di sisi kiri bertuliskan nama sang ibunda, Gloria.

Kisah harga fantastis pelindung gigi bekas ini menjadi viral setelah muncul dalam sebuah episode tayangan dokumenter Pawnstar di saluran History yang ditayangkan pada September 2019. Saat itu seorang penggemar LeBron Bernama Aaron Ahart berniat menjual memorabilia tersebut ke toko barang unik Pawnstar.

Ahart membeli pelindung gigi LeBron James dalam sebuah proses lelang NBA pada 2007 dengan harga 900 dolar, yang kini setara Rp 13 juta. Setelah lebih dari satu dekade berlalu ia pun mencoba peruntungannya dengan menawarkan pelindung gigi bersejarah itu seharga 12 ribu dolar alias 172 juta rupiah!

Setelah diuji keasliannya dan meminta masukan dari juru taksir memorabilia olahraga, pihak Pawnstar menawar pelindung gigi itu dengan harga lima ribu dolar saja namun langsung ditolak Ahart. Pemuda kulit putih yang memiliki tato besar wajah LeBron di bahu kiri itu pun melenggang pergi tanpa penyesalan. Alamak!


Video

Resep Baru Southgate

Euro 2020: Resep Gareth Southgate Membawa Perubahan di Timnas Inggris untuk Piala Eropa

Bola.com 2021-06-10 22:45:00
Pelatih Inggris, Gareth Southgate (tengah) berbicara kepada para pemain selama sesi latihan menjelang kompetisi Piala Eropa 2020 di stadion St. George's Park di Burton-upon-Trent (9/6/2021).

Timnas Inggris mungkin tidak menyuguhkan permainan super-istimewa di bawah Gareth Southgate. Namun, ada satu hal yang membuat Inggris sekarang tampak lebih tangguh dari sebelumnya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Andros Townsend, seorang mantan pemain Inggris. Dia membedakan Inggris era Gareth Southgate dengan era sebelumnya.

Menurut Townsend, Southgate memegang peranan penting dalam kebangkitan Inggris enam tahun terakhir. Terbukti mereka main cukup apik di Piala Dunia 2018 dan kini percaya diri menyambut Euro 2020.

Townsend merasakan dua era kepelatihan Timnas Inggris, karena itu dia tahu betul bedanya. Dahulu, tim Inggris tidak benar-benar akrab. Mereka hanya bekerja sama sebagai rekan bisnis, tidak lebih.

"Sosok kunci Timnas Inggris dalam enam tahun terakhir? Gareth Southgate. Ketika saya pertama kali bergabung dengan skuad Inggris pada tahun 2013, atmosfernya jauh berbeda dengan semangat yang mereka punya sekarang," kata Townsend di Express.

"Saat itu, di hotel tim Anda hanya keluar untuk makan malam, Anda makan dengan cepat, lalu Anda segera kembali ke kamar."

"Anda hanya bertemu dengan rekan setim ketika ada pertemuan tim atau untuk latihan. Saat itu rasanya seperti perjalanan bisnis yang minim interaksi," imbuhnya.


Brotherhood!

Kini, Townsend yakin suasana internal Inggris jauh berbeda. Para pemain begitu menyatu, rasa persaudaraan mereka begitu kental. Tentunya perubahan ini dipengaruhi oleh Southgate.

"Lalu ketika saya terakhir di skuad Inggris pada tahun 2016, suasananya seperti brotherhood. Rasanya seperti Anda bepergian dengan sahabat-sahabat Anda," lanjut Townsend.

"Anda turun untuk makan malam, saling bercanda. Sambil makan pun Anda bercanda."

"Setelah itu Anda pergi ke ruang game dan main tenis meja, PlayStation, dan permainan lainnya," sambungnya.

Perubahan signifikan itu, menurut Townsend, tidak lepas dari peran Southgate sebagai pelatih yang sangat mengerti kebutuhan tim.

"Sungguh suasananya seperti brotherhood dan Southgate berperan penting untuk itu. Dia sendiri adalah pemain Inggris beberapa tahun lalu jadi dia tahu apa yang dia lakukan," tutup Townsend.

Sumber: Express

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 10/6/2021)


Video

Henderson vs Keane

Euro 2020: Legenda Manchester United Anggap Henderson Tak Pantas Masuk Timnas Inggris, Begini Balasannya

Bola.com 2021-06-09 22:30:00
Kapten timnas Inggris, Jordan Henderson. (AFP/Jewel Samad)

Inggris mengalahkan Rumania pada hari Minggu dalam pertandingan persahabatan terakhir mereka sebelum Euro 2020. Legenda Manchester United, Roy Keane, menunjuk Jordan Henderson sebagai pemain yang tidak layak masuk skuad besutan Gareth Southgate karena tidak fit.

Timnas Inggris pulang dengan kemenangan 1-0 setelah Marcus Rashford mengonversi tendangan penalti. Ini jadi hasil positif buat The Three Lions, namun Roy Keane merasa Jordan Henderson seharusnya tidak dipaksakan.

Padahal Jordan Henderson baru masuk pada babak kedua. Akan tetapi, Roy Keane mengeluarkan pendapatnya sendiri.

"Saya pikir itu gangguan besar, dia jelas tidak fit. Saya tidak berpikir dia harus terlibat. Jika dia tidak bisa bermain melawan Rumania, dia tidak fit," kata Keane.

"Secara fisik dan mental, pertandingan ini tidak akan terlalu sulit untuk dihadapinya, dia adalah pemain yang berpengalaman. Dia tidak menendang bola selama tiga setengah bulan dan dia akan pergi ke Piala Eropa? Ini tidak mungkin."

Keane kemudian terus mempertanyakan mengapa orang-orang ingin Henderson masuk skuad Timnas Inggris. Seharusnya, menurutnya, pemain yang masuk skuad haruslah mereka yang memang benar-benar bisa memberikan kontribusi nyata.

"Saya telah mendengar banyak orang mengatakan mereka menginginkan dia ada di Timnas Inggris. Untuk apa?"

"Apakah dia melakukan trik kartu? Apakah dia cuma tukang nyanyi saja? Apakah dia mengerjakan kuis di malam hari? Apa yang dia lakukan? Liverpool juga seharusnya jangann senang."

"Tentunya Jordan Henderson tidak ingin menjadi semacam pemandu sorak, Anda ingin dia bermain dan jelas dia tidak bisa maksimal," ungkap Roy Keane lagi.


Tanggapan Henderson

Kapten Liverpool itu tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh komentar Roy Keane. Sebaliknya, ia menganggapnya sebagai sesuatu yang lucu.

"Agar adil bagi Roy Keane, dia bisa mengatakan apa pun yang dia inginkan tentang saya. Dia memberi saya debut saya [di Sunderland] dan saya tidak akan berada di sini tanpa dia."

"Dengar, kami tahu sedikit lebih detail [tentang kondisi saya], saya tahu lebih detail dan begitu juga manajer, sementara Roy Keane tidak. Tetapi dalam hal hal seperti itu, semua orang akan memiliki pendapat, semua orang akan berpikir bahwa mereka tahu lebih baik daripada orang lain."

"Tetapi bagi saya semua fokus saya adalah pada beberapa bulan terakhir bekerja sekeras mungkin untuk berada di posisi di mana saya dapat berkontribusi di turnamen dan saya sangat bersyukur saya berada di posisi itu sekarang," tukasnya.

Sumber: 101 Great Goals


Video

Para Veteran di Euro 2020

Daftar Pemain Veteran di Grup F Euro 2020: Pepe Berstatus Pemain Paling Sepuh

Bola.com 2021-06-09 16:00:30
Piala Eropa - Profil Grup F (Bola.com/Adreanus Titus)

Timnas Portugal memboyong sejumlah pemain veteran untuk berlaga di Euro 2020. Dari beberapa nama, Pepe merupakan pemain paling sepuh di skuad A Selecao.

Bek FC Porto itu bakal tampil di Piala Eropa 2020 dalam usia 38 tahun dan 105 hari. Bagi Pepe, ini adalah untuk keempat kalinya berlaga di Euro. Sebelumnya, dia pernah tampil pada edisi 2008, 2012, dan 2016.

Puncaknya terjadi ketika pemain bernama lengkap Kepler Laveran de Lima Ferreira itu membantu Timnas Portugal menjuarai Euro 2016. Pada laga final, Portugal berhasil mengalahkan Prancis dengan skor 1-0 lewat babak tambahan.

Meski tak lagi muda, Pepe diyakini masih akan menjadi andalan di jantung pertahanan A Selecao. Dia bisa berduet dengan bek Manchester City, Ruben Dias, untuk mengawal lini belakang Timnas Portugal.

Selain Pepe, satu pemain veteran lainnya yang masih menjadi andalan di skuad Portugal adalah Cristiano Ronaldo. Megabintang Juventus itu bakal diplot untuk menjadi juru gedor.

Ronaldo juga bakal memecahkan rekor jika bermain di Euro 2020. Satu di antaranya adalah top skorer sepanjang masa di level timnas.

Saat ini, CR7 telah mendulang 103 gol pada laga internasional di semua ajang. Dia tertinggal tujuh gol dari striker legendaris Timnas Iran, Ali Daei, yang masih berada di urutan teratas pencetak gol terbanyak di laga internasional.

Selain Pepe dan Cristiano Ronaldo, sejumlah pemain gaek juga terdapat di Grup F Euro 2020 dan berpeluang tampil. Siapa saja mereka? Berikut ini adalah perinciannya.


Daftar Pemain Veteran di Timnas Prancis dan Timnas Jerman:

Timnas Prancis:

Timnas Jerman:


Daftar Pemain Veteran di Timnas Hungaria dan Timnas Portugal:

Timnas Hungaria:

Timnas Portugal:

Sumber: Transfermarkt


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

9 Wonderkid di Euro 2020

Dari The New Cafu, King of Dribbles, hingga Next Zlatan, Inilah 9 Wonderkid di Euro 2020 dengan Julukan Unik

Bola.com 2021-06-11 07:30:00
Striker Swedia, Alexander Isak (tengah) menguasai bola di antara tiga pemain Armenia dalam laga uji coba menjelang berlangsungnya Euro 2020 di Solna, Sabtu (5/6/2021). Swedia menang 3-1 atas

Dunia sedang menunggu generasi superstar berikutnya via Piala Eropa, jadi bisakah seseorang mengejutkan kita dan muncul musim panas ini di ajang Euro 2020?

Tidak banyak dari 622 pemain yang dapat tampil di Euro 2020 dapat digolongkan sebagai pemain yang tidak dikenal, tetapi akan ada beberapa wajah asing yang berharap bahwa ini adalah panggung buat superstar sebut saja Kylian Mbappe dari Prancis.

Jadi, siapa yang harus Anda waspadai kali ini, selain Mbappe, pemain muda dari negara asal atau orang-orang yang sudah banyak kita lihat di Premier League?

Beberapa pemain seperti Zlatan Ibrahimovic dan Sergio Ramos dipastikan tak ikut unjuk gigi di Piala Eropa. Namun, sudah ada penerusnya yang siap menggebrak.

Sebagian dari wonderkid di Euro 2020 ini bahkan sudah punya julukan unik. Berikut ini Bola.com merangkum sembilan pemain muda yang dinanti penampilannya di Piala Eropa:


1. Jeremy Doku (Belgia) - The King of Dribbles


2. Jules Kounde (Prancis) - The New Cafu


3. Adam Hlozek (Rep. Ceko) - Golden Boy


4. Alexander Isak (Swedia) - The Next Zlatan


5. Jamal Musiala (Jerman) - Bambi and Workaholic


6. Sasa Kalajdzic (Austria) - Ibrahimovic-Machine


7. Eljif Elmas (Makedonia Utara) - The Spider & The Macedonian Diamond


8. Christoph Baumgartner (Austria) - The New Kramaric


9. Tomas Suslov (Slovakia) - The Slovakian David Silva


10. Josko Gvardiol (Kroasia) - Little Pep


Video

Persija Rasa Antonio Conte

Mengenal Angelo Alessio, Pelatih Anyar Persija Sekaligus Loyalis Antonio Conte dan Saksi Perseteruan dengan Mourinho

Bola.com 2021-06-10 20:15:00
Pelatih Persija Jakarta: Angelo Alessio. (Bola.com/Dody Iryawan)

Persija Jakarta membuat kejutan dengan menunjuk Angelo Alessio sebagai pelatih anyar untuk Liga 1 2021/2022. Meskipun punya pengalaman melatih yang minim, namun Angelo Alessio dikenal sebagai mantan asisten Antonio Conte.

Peresmian Angelo Alessio diumumkan secara langsung oleh Presiden Persija Jakarta, Mohammad Prapanca, Kamis (10/6/2021) sore WIB. Pelatih asal Italia itu diikat dengan kontrak berdurasi semusim dengan opsi perpanjangan.

"Pelatih Persija di Liga 1 itu Angelo Alessio dari Italia. Kontrak setahun opsi perpanjangan sampai 2023," kata Mohammad Prapanca.

Nama Angelo Alessio memang masih asing di Indonesia karena belum pernah melatih di Asia. Namun, Angelo Alessio sudah lama dikenal sebagai loyalis dari pelatih ternama, Antonio Conte.

Angelo Alessio mengawali kariernya sebagai asisten pelatih Napoli rentang 2002-2003. Takdir kemudian membawanya menukangi klub medioker Italia, Imolese (2004-2005), Messese (2006-2006), hingga SPAL (2008).

Angelo Alessio kemudian diajak Antonio Conte untuk membantunya di Sienna pada 2010. Sejak saat itu, Conte selalu membawanya ke tempat di mana dia berkarier semisal Juventus, Timnas Italia, hingga Chelsea.

Pada 2019, Angelo Alessio berpisah dan keluar dari bayang-bayang Conte. Angelo Alessio menerima tawaran melatih klub Skotlandia, Kilmarnock, pada 16 Juni 2019.

Namun, kariernya tak panjang dan dipecat pada 17 Desember 2019. Selama menukangi Kilmarnock, pelatih berusia 56 tahun itu mencatatkan 36,36 persentase kemenangan dari 22 laga.

Menerima pinangan Persija Jakarta tentu menjadi pengalaman baru buat Angelo Alessio. Ini menjadi kali pertama bagi Angelo Alessio berkarier di luar Eropa.


Saksi Perseteruan Conte Vs Mourinho

Angelo Alessio sempat menjadi pembicaraan di Inggris. Hal itu terjadi setelah pengakuannya di media lokal mengenai kisah perseteruan antara Antonio Conte dengan Jose Mourinho.

Ketika itu, Angelo Alessio menjadi asisten Antonio Conte di Chelsea. Perseteruan dimulai saat Chelsea berjumpa dengan Manchester United yang diasuh oleh Jose Mourinho.

Pada pertandingan yang digelar di Stamford Bridge itu, Chelsea menang telak 4-0 atas Manchester United. Antonio Conte ketika itu tak mampu menahan diri untuk meluapkan kebahagiannya dengan selebrasi berlebihan sehingga memancing emosi dari Jose Mourinho.

Angelo Alessio menyebut, hanya terjadi kesalahpahaman dalam kejadian tersebut. Sebagai loyalis Conte, Angelo Alessio tentu melakukan pembelaan.

"Terkadang ada hal-hal yang menjadi tidak profesional. Tidak ada kata-kata yang kasar di antara mereka, akan tetapi semanya diawal dengan kesalahpahaman," kata Angelo Alessio saat itu.

"Saat itu, Mouriho kesal dengan selebrasi Conte. Akan tetapi, itulah yang selalu dilakukan Antonio. Semua orang tahu itu adalah perayaan biasa baginya," tegas Angelo Alessio.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini