Pesona Keindahan Giro

FOTO: Momen-Momen Terbaik dan Indah dalam Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021

Bola.com 2021-05-22 12:33:00
Rombongan pembalap berlomba pada etape ke-13 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Ravenna dan Verona sejauh 198 km, Jumat (21/5/2021). (AFP/Luca Bettini)
Rombongan pembalap berlomba pada etape ke-13 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Ravenna dan Verona sejauh 198 km, Jumat (21/5/2021). (AFP/Luca Bettini)
Para penonton menggunakan telepon seluler untuk mengambil gambar para pembalap yang melakukan start pada etape ke-5 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Modena dan Cattolica di Emilia-Romagna sejauh 177 km, Rabu (12/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Pembalap Italia dari tim Israel Start-Up Nation, Alessandro De Marchi melintasi perkebunan pada etape ke-5 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Modena dan Cattolica di Emilia-Romagna sejauh 177 km, Rabu (12/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Rombongan pembalap berlomba di bawah guyuran hujan pada etape ke-6 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Grotte di Frassasi dan Ascoli Piceno (San Giacomo) sejauh 160 km, Kamis (13/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Rombongan pembalap berlomba pada etape ke-6 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Grotte di Frassasi dan Ascoli Piceno (San Giacomo) sejauh 160 km, Kamis (13/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Pembalap Kolombia dari tim Ineos, Egan Bernal merayakan kemenangan sebagai pemimpin klasemen keseluruhan usai berakhirnya etape ke-9 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Castel di Sangro dan Campo Felice (Rocca di Cambio) sejauh 158 km, Minggu (16/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Rombongan pembalap melintasi perkebunan pada etape ke-10 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara l'Aquila dan Foligno sejauh 139 km, Senin (17/5/2021). (AFP/Luca Bettini)
Pembalap Swiss dari tim Qhubeka Assos, Mauro Schmid memenangi etape ke-11 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Perugia dan Montalcino sejauh 162 km, Rabu (19/5/2021). (AFP/Luca Bettini)
Suasana para pembalap yang melakukan start di Piazza del Campo, Siena pada etape ke-12 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Siena, Tuscany dan Bagno di Romagna sejauh 212 km, Kamis (20/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Para penonton menyemangati para pembalap yang melintas di Monte Morello, dekat Florence, Tuscany pada etape ke-12 Tour Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Siena, Tuscany dan Bagno di Romagna sejauh 212 km, Kamis (20/5/2021). (AFP/Dario Belingheri)
Pembalap Italia dari tim AG2R, Andrea Vendrame memenangi etape ke-12 Balap Sepeda Giro d'Italia 2021 antara Siena, Tuscany dan Bagno di Romagna sejauh 212 km, Kamis (20/5/2021). (AFP/Luca Bettini)

Pasukan Muda Andalan Shin Tae-yong, Siapa Mereka?

Pasukan Muda Timnas Indonesia Andalan Shin Tae-yong untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022

Bola.com 2021-05-21 08:45:05
Nadeo Argawinata, Egy Maulana , Evan Dimas dan Shin Tae-yong. (Bola.com/Dody Iryawan)

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tengah mempersiapkan tim asuhannya di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk menghadapi tiga laga tersisa di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, plus dua laga uji coba yang digelar sebelumnya. Ada 28 pemain yang digenjot pelatih asal Korea Selatan itu untuk bisa mendapatkan kebugaran dan kondisi fisik yang optimal saat bertanding.

Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand pada 3 Juni, yang berlanjut dengan menghadapi Vietnam pada 7 Juni, dan diakhiri dengan Uni Emirat Arab pada 11 Juni 2011. Meski jadwal tiga pertandingan tersebut masih cukup lama, Tim Garuda sudah berada di Dubai untuk melakukan penyesuaian dan adaptasi.

Selain menyesuaikan diri dengan suhu udara, cuaca, dan lingkungan di Dubai, Timnas Indonesia juga bakal melakoni dua pertandingan uji coba. Afghanistan akan menjadi lawan pertama Tim Garuda pada Rabu (25/5/2021) dan Oman pada Sabtu (29/5/2021).

Timnas Indonesia yang terbang dari Jakarta membawa 23 pemain, sementara lima pemain lain bergabung di Dubai. Lima pemain yang bergabung belakangan adalah mereka yang berkarier di luar negeri, yaitu Ryuji Utomo, Egy Maulana Vikri, Asnawi Mangkualam Bahar, Witan Sulaeman, dan Elkan Baggott.

Satu-satunya pemain yang bermain di luar negeri sudah bergabung di Jakarta adalah Syahrian Abimanyu. Sejauh ini, hanya tinggal Elkan Baggott yang dinantikan oleh Timnas Indonesia di Dubai.

Bagaimana komposisi pemain dan kualitas skuad Timnas Indonesia yang dibawa Shin Tae-yong ke Dubai? Berikut ulasannya:


Dewa Pelindung di Bawah Mistar Gawang

Shin Tae-yong membawa tiga penjaga gawang muda masuk dalam skuad Timnas Indonesia kali ini. Nadeo Argawinata, Muhammad Adi Satryo, dan Aqil Savik menjadi pilihan pelatih asal Korea itu untuk dibawa ke Dubai.

Keputusan ini cukup mengejutkan karena Shin Tae-yong tidak memboyong kiper-kiper berpengalaman yang biasa menjadi langganan Timnas Indonesia, seperti Andritany Ardhiyasa, Awan Setho, maupun Made Wirawan.

Ketiga kiper muda ini sudah biasa memperkuat Timnas Indonesia, tapi dalam kelompok umur. Nadeo Argawinata cemerlang bersama Timnas Indonesia U-22, sementara Adi Satryo dan Aqil Savik sudah berpengalaman di Timnas U-16 dan U-19.

Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia yang terpusat di Uni Emirat Arab itu akan menjadi ujian dan latihan mental bagi tiga kiper muda yang akan menjadi masa depan Timnas Indonesia.


Palang Pintu Pertahanan

Shin Tae-yong membawa cukup banyak pemain bertahan Timnas Indonesia ke Dubai. Tercatat ada 11 pemain berposisi sebagai bek, baik bek tengah maupun bek sayap. Rataan usia pemain-pemain yang menjadi palang pintu pertahanan Tim Garuda ini terbilang cukup muda.

Andy Setyo dan Ryuji Utomo tercatat menjadi pemain paling senior di deretan pemain bertahan kali ini. Dua pemain tersebut bisa menjadi andalan di pusat pertahanan Tim Garuda.

Selain keduanya, Shin Tae-yong punya Rachmat Irianto, Rizki Ridho, Nurhidayat Haji Haris, dan Elkan Baggott sebagai opsi untuk di pusat pertahanan tim. Sementara di sisi sayap pertahanan ada Firza Andika, Pratama Arhan, Rifad Marasabessy, Asnawi Mangkualam Bahar, dan Koko Ari.

Tentu Shin Tae-yong akan mengandalkan Ryuji Utomo dan Andy Setyo untuk menjadi komandan di lini belakang sebagai pemain yang sudah cukup berpengalaman bermain di Timnas Indonesia.

Postur keduanya, termasuk Elkan Bagott dan Rachmat Irianto, bisa diandalkan untuk menghalau ancaman dari tim-tim lawan yang bakal dihadapi oleh Timnas Indonesia.

Sementara pemain-pemain berkaki cepat, seperti Pratama Arhan, yang merupakan pemain muda terbaik Piala Menpora 2021, dan Asnawi Mangkualam, bisa menjadi andalan di sisi sayap pertahanan sekaligus membantu penyerangan.


Penyeimbang di Lini Tengah

Untuk mengisi lini tengah Timnas Indonesia, Shin Tae-yong membawa tujuh pemain, mulai dari yang berpengalaman di Tim Garuda, seperti Evan Dimas, hingga pemain yang bakal menjadi debutan, seperti Genta Alfaredo dan Ady Setiawan. Sementara nama-nama lain adalah Adam Alis, Kadek Agung, Syahrian Abimanyu, dan Witan Sulaeman.

Melihat komposisi di lini tengah Tim Garuda, seperti halnya di lini-lini sebelumnya, Shin Tae-yong mempercayakan mayoritas pemain muda. Adam Alis dan Evan Dimas adalah kategori yang lebih senior dari pemain lain di lini tengah.

Namun, jangan remehkan kemampuan pemain muda seperti Witan Sulaeman, Kadek Agung, dan Syahrian Abimanyu, yang sudah lebih dulu memiliki pengalaman dengan tim nasional kelompok usia, mulai dari U-16 hingga U-22.

Boleh dibilang, laga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia ini akan menjadi ajang bagi Shin Tae-yong untuk meregenerasi lini tengah Timnas Indonesia untuk memiliki pemain-pemain yang lebih muda untuk diandalkan pada masa-masa yang akan datang.


Penggedor Pertahanan Lawan

Untuk menggedor pertahanan lawan, Shin Tae-yong memadukan sejumlah pemain berkualitas di lini depan berdasarkan pengamatannya selama ini. Sejumlah pemain yang tampil bagus di Piala Menpora diboyong oleh Shin Tae-yong dalam Timnas Indonesia ini.

Sebut saja Yakob Sayuri, Osvaldo Haay, Sadam Emiruddin, dan Braif Fatari. Keempat pemain tersebut boleh dibilang memang tampil sangat baik bersama klubnya masing-masing ketika berlaga di Piala Menpora 2021.

Selain empat pemain tersebut ada dua striker Arema FC, Kushedya Hari Yudo dan Muhammad Rafli. Keduanya diyakini menjadi pilihan Shin Tae-yong karena penampilan apik dalam pemusatan latihan sebelumnya, yang mana Tim Garuda kemudian menjalani dua laga uji coba kontra Tira Persikabo dan Bali United.

Saat itu, Rafli dan Yudo memang tampil cukup baik bersama Timnas Indonesia. Walaupun di Piala Menpora keduanya tidak terlihat karena penampilan buruk Arema FC yang tersingkir di fase grup, Shin Tae-yong sepertinya punya memori baik mengenai kualitas kedua pemain tersebut.

Satu pemain lain di lini depan yang dibawa oleh Shin Tae-yong adalah pemain yang kini berseragam Lechia Gdansk di Polandia, Egy Maulana Vikri. Pemain yang dibesarkan oleh Indra Sjafri saat masih memperkuat Timnas Indonesia U-19 itu memang menjadi pemain yang kerap diandalkan saat Tim Garuda menjalani pertandingan internasional.

Berbekal pengalamannya selama ini berlatih dan bertanding di Eropa, Egy Maulana Vikri diharapkan bisa menjadi pembeda dalam skuat Garuda untuk bisa menghancurkan pertahanan lawan di Uni Emirat Arab.


Daftar 28 Pemain Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022

Kiper:

Bek:

Gelandang:

Penyerang:


Video

Menakar Peluang Gelandang Timnas Indonesia

Menakar Peluang Gelandang Timnas Indonesia Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2022: Shin Tae-yong Punya Kriteria Tersendiri

Bola.com 2021-05-21 08:15:10
Pelatih Timnas Indonesia: Shin Tae-yong. (Bola.com/Dody Iryawan)

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memilih 28 pemain yang dipersiapkan menghadapi dua laga uji coba dan tiga partai tersisa di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Para pemain terpilih tersebut telah tiba di Uni Emirat Arab untuk melanjutkan persiapan.

Dalam laga uji coba, Tim Garuda bakal menjajal kekuatan Afghanistan pada 25 Mei dan Oman pada 29 Mei 2021. Setelah itu, Timnas Indonesia yang berstatus juru kunci di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia bakal menghadapi Thailand pada 3 Juni, Vietnam pada 7 Juni, dan Uni Emirat Arab pada 11 Juni 2021.

Dari 28 pemain terpilih, enam pemain di antaranya berposisi sebagai gelandang tengah, yaitu Syahrian Abimanyu, Genta Alparedo, Kadek Agung, Ady Setiawan, Evan Dimas, dan Adam Alis. Bahkan nama terakhir kerap bisa beroperasi dalam dua sisi sayap permainan.

Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago, ketika dihubungi Bola.com, Kamis (20/5/2021), mengungkapkan Shin Tae-yong, sebagai sosok yang paling bertanggung jawab terhadap penampilan dan prestasi, sudah tentu memiliki kriteria tersendiri dalam menentukan pemain pilihannya, bukan semata statuts atau kualitas pemain, tapi juga aspek lain, seperti mental, motivasi, dan jiwa nasionalisme.

"Coach Shin Tae-yong juga tentu memilih pemain yang bisa memahami dan beradaptasi dengan strategi yang ingin diterapkan di Timnas Indonesia," ujar Jacksen.


Deretan Gelandang yang Dibawa Shin Tae-yong di Timnas Indonesia

Dari enam pemain tersebut, Evan Dimas menjadi pemain yang paling sering mendapatkan panggilan Timnas Indonesia di setiap era pelatih yang berbeda. Bagi Jacksen, Evan Dimas memang layak mendapatkan satu tempat di skuat Garuda.

"Selain teknik dan skill yang bagus, Evan Dimas juga memiliki jam terbang yang terbilang lumayan di level klub dan Timnas Indonesia. Tapi, modal itu bukan menjadi jaminan bagi Evan untuk menjadi pemain inti dalam pertandingan Timnas Indonesia nanti. Semua kembali kepada strategi pelatih dan kondisi akhir. Intinya, semua pemain punya peluang yang sama," ujar Jacksen Tiago.

Hal itu termasuk untuk pemain yang bakal menjalani debut bersama Timnas Indonesia, Ady Setiawan. Jacksen secara khusus memuji kualitas gelandang Persebaya Surabaya yang dinilainya memiliki potensi menjadi pemain papan atas di Indonesia itu. Jacksen mengaku pernah memberikan masukan pribadi kepada Ady.

"Saya bilang ke dia, kamu akan menjadi pemain hebat kalau bisa mengalahkan diri sendiri, terutama masalah mental dan mengurangi aktivitas media sosial. Saya melihat Ady sudah berkembang baik. Terus terang saya pernah ingin membawanya ke Persipura sebelum dia bergabung bersama Persela Lamongan," ujar Jacksen yang pernah menangani sang pemain di Barito Putera.

Jacksen pun tidak menafikan peluang Adam Alis, seorang pemain yang pernah merasakan atmosfer Liga Utama Bahrain. Bahkan Adam Alis sempat menjadi andalan dalam dua laga uji coba Timnas Indonesia di Jakarta, ketika menghadapi Persikabo 1973 dan Bali United.

"Saya pernah membaca berita Shin Tae-yong yang pernah memuji sikap dan penampilan Adam di lapangan hijau serta meminta pemain lain menjadikannya role model," tegas Jacksen.

Namun, Jacksen Tiago kembali menegaskan soal peluang keenam gelandang itu untuk mendapatkan menit bermain, tergantung keputusan serta wewenang Shin Tae-yong yang tentu lebih intens mengamati perkembangan pemainnya dalam latihan.

Berikut ulasan singkat enam gelandang Timnas Indonesia versi Bola.com:


Evan Dimas

Evan Dimas secara reguler menjadi langganan skuad Garuda setelah membawa Timnas Indonesia U-19 meraih trofi juara Piala AFF U-19 2013. Kelebihan yang menonjol dari pemain kelahiran 13 Maret 1995 ini adalah akurasi umpan serta piawai mengatur irama permainan tim.

Gelandang Bhayangkara Solo FC ini juga jeli mencari ruang kosong di daerah pertahanan lawan sekaligus mengintip peluang mencetak gol.

Ketika bermain di level klub, Evan pernah menjadi bagian Bhayangkara FC ketika meraih trofi juara Liga 1 2017. Bersama Timnas Indonesia U-22, Evan meraih medali perunggu di Sea Games 2017 dan perak di SEA Games 2019. Sementara di level Timnas Indonesia senior, Evan membawa skuad Garuda menembus final Piala AFF 2016.


Syahrian Abimanyu

Tipikal permainan Syahrian Abimanyu hampir sama dengan Evan Dimas. Gelandang yang pernah berguru di klub Spanyol, Levante, ini jadi bagian skuad Timnas Indonesia U-22 yang meraih medali perak di Sea Games 2019 Filipina.

Sebelumnya, Syahrian menjadi pilar Timnas Indonesia U-16 dan U-19 dalam berbagai ajang. Pada 2018, pemain kelahiran 25 April 1999 itu sudah merasakan atmosfer Liga 1 2018 bersama Sriwijaya FC dan setahun berikutnya berkostum Madura United.

Akhir Desember 2020, klub elit Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) mengumumkan telah menjadikan Syahrian sebagai aset masa depan mereka. Tak lama kemudian, JDT meminjamkan Syahrian ke klub Australia, Newcastle Jets sampai Juni 2021.


Kadek Agung

Permainan simpel serta spartan Kadek Agung membuat Shin Tae-yong memasukkan namanya dalam daftar skuad pilihannya di Timnas Indonesia kali ini.

Meski tak selalu menjadi pemain starter di timnya, Bali United, gelandang kelahiran 25 Juni 1998 tetap punya potensi untuk bersaing mendapatkan menit bermain dari Shin Tae-yong.

Kalau bicara di level klub, pencapaian terbaik Kadek adalah membawa Bali United meraih trofi juara Liga 1 2019. Sejak bergabung di Bali United sejak 2018, Kadek tercatat baru 18 kali tampil dengan koleksi satu gol di pentas Liga 1.


Genta Alfredo

Nama Genta mencuri perhatian ketika namanya masuk dalam daftar panggil Shin Tae-yong. Pasalnya, ia berasal dari klub Liga 2, Semen Padang, yang tidak tampil di Piala Menpora 2021.

Tapi, Shin Tae-yong tentu punya kriteria tersendiri hingga memutuskan memanggil Genta yang tampil apik bersama Semen Padang di Elite Pro Academy Liga 1 U-18 2019.

Apalagi, Shin Tae-yong sudah mengamati penampilan pria kelahiran 7 Oktober 2001 secara langsung ketika menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 beberapa waktu lalu.


Ady Setiawan

Petarung dan spartan serta kerap mencetak gol buat tim yang dibelanya menjadi modal Ady Setiawan menarik perhatian Shin Tae-yong untuk masuk dalam skuad Timnas Indonesia.

Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 10 September 1994, ini berkarier dari level paling bawah dengan memperkuat tim Porda Makassar pada 2014. Setahun kemudian ia direkrut klub Liga 2, Martapura FC, yang kini berganti nama jadi Dewa United.

Tampil apik bersama Martapura, nama Ady masuk dalam daftar tim sepak bola Sulawesi Selatan di PON 2016 dan berhasil meraih medali perak. Ady mulai merasakan atmosfer Liga 1 setelah Barito Putera merekrutnya jelang Liga 1 2018

Selepas dari Barito, Ady hengkang ke Persela Lamongan. Terakhir pada musim 2020, Ady jadi bagian dari Persebaya.


Adam Alis

Adam Alis menjadi pemain paling tua di posisi gelandang tengah di skuad Timnas Indonesia saat ini. Pengalaman pemain kelahiran Jakarta, 19 Desember 1993, ini di level klub terbilang berwarna.

Sebelum memperkuat Bhayangkara Solo FC, Adam pernah menjadi bagian dari Persija Jakarta, Arema FC, Sriwijaya, Barito Putera serta klub Liga 1 Bahrain, East Riffa.

Kelebihan yang menonjol dari Adam adalah mobilitasnya yang tinggi. Itulah mengapa, selain berposisi sebagai gelandang tengah, Adam juga kerap berkeliaran di dua sisi sayap atau berdiri dibelakang striker.


Video

Bek Tengah Multiposisi tapi Minim Pengalaman

Plus Minus Lini Belakang Timnas Indonesia: Bek Tengah Multiposisi tapi Minim Pengalaman

Bola.com 2021-05-21 06:45:00
Elkan Baggott, Ryuji Utomo dan Andy Setyo. (Bola.com/Dody Iryawan)

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memanggil 28 pemain untuk latihan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Enam nama di antaranya berposisi sebagai bek tengah.

Enam palang pintu yang dipercaya oleh Shin Tae-yong itu meliputi Ryuji Utomo, Andy Setyo, Rachmat Irianto, Nurhidayat Haris, Rizki Ridho, dan Elkan Baggott.

Kedatangan Timnas Indonesia ke Dubai bertujuan untuk melanjutkan tiga pertandingan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Thailand pada 3 Juni 2021, Vietnam pada 7 Juni 2021, dan UEA pada 11 Juni 2021.

Timnas Indonesia sengaja berangkat ke Dubai lebih dini. Selain untuk menyesuaikan diri dengan suhu, cuaca, dan lingkungan, tim berjulukan Skuad Garuda itu juga bakal melakoni rangkaian uji coba.

Timnas Indonesia mencicipi kekuatan Afghanistan pada 25 Mei 2021 dan Oman empat hari berselang sebelum terjun di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Enam bek tengah di Timnas Indonesia saat ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Bola.com mencoba menglus plus dan minus Ryuji Utomo dkk.


Bek Tengah Multiposisi

Dari enam bek tengah Timnas Indonesia saat ini, tiga di antaranya bisa bermain lebih dari satu posisi. Rachmat Irianto, misalnya. Bek Persebaya Surabaya itu juga fasih bermain sebagai bek sayap kiri dan gelandang bertahan.

Di Persebaya, Rachmat Irianto cukup sering diplot sebagai bek sayap kiri. Pemain berusia 21 tahun itu bahkan dipasang sebagai gelandang jangkar di Timnas Indonesia U-22 era Indra Sjafri pada 2019.

Selain Rachmat Irianto, masih ada Ryuji Utomo. Pemain Penang FC itu juga dapat bermain sebagai gelandang bertahan. Peran ini pernah dipikul oleh Ryuji Utomo ketika masih membela Persija Jakarta pada 2019 dan di klub Thailand, PTT Rayong pada 2018.

Selain Rachmat Irianto dan Ryuji Utomo, bek tengah Timnas Indonesia lainnya yang bisa bermain di posisi alternatif adalah Nurhidayat Haris.

Sewaktu masih memperkuat Bhayangkara FC pada 2019, Nurhidayat sesekali dipercaya menghuni sebagai bek sayap kanan. Secara postur, pemain bertinggi 175 cm itu cenderung lebih cocok bermain di posisi tersebut.


Jagoan Bola Udara

Selama ini, Timnas Indonesia kerap kewalahan menghadapi duel udara, terutama di lini pertahanan. Kondisi ini bahkan terkadang menjadi dalih jika tim berjulukan Skuad Garuda itu mengalami kekalahan.

Untuk saat ini, Timnas Indonesia bisa sedikit lega. Sebab, tiga dari enam palang pintu berpostur lebih dari 180 cm.

Elkan Baggot (194 cm), Ryuji Utomo (183 cm), dan Andy Setyo (180 cm) akan menjadi jaminan lini belakang Timnas Indonesia dalam mengantisipasi duel udara.


Minim Pengalaman

Total hanya dua caps timnas senior yang dikumpulkan oleh enam bek tengah saat ini. Jumlah yang sangat minim untuk menghadapi turnamen sepenting Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Dari enam bek tengah, hanya Ryuji Utomo dan Andy Setyo yang pernah bermain untuk timnas senior. Keduanya pun baru merangkum satu penampilan.

Sementara Rachmat Irianto, Rizki Ridho, Nurhidayat Haris, dan Elkan Baggott belum pernah sekalipun tampil untuk timnas senior. Nama-nama itu adalah bek yang baru dipromosikan dari timnas kelompok usia.

Perombakan besar-besaran skuad Timnas Indonesia oleh Shin Tae-yong juga mengarah ke sektor pertahanan. Arsitek asal Korea Selatan itu mulai menyingkirkan nama-nama lawas seperti Hansamu Yama, Manahati Lestusen, dan Victor Igbonefo.

Sebagai gantinya, Shin Tae-yong mempromosikan palang pintu segar dari timnas level usia, namun dengan resiko masih minim jam terbang.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Janji Cavani...

Ini Balapan Kandang Bung!

Si Laba-Laba Hitam dari Uni Soviet

Makin Mirip Fergie...

Harry Kane Enggak Kepengen?

Darah Muda yang Membara

3 Pemain Darah Muda yang Bakal Jadi Motor Permainan Arema di Liga 1 2021: Semua Bukan Nama Asing

Bola.com 2021-05-21 10:00:00
Hanif Sjahbandi, Muhammad Rafli dan Bagas Adi Nugroho. (Bola.com/Dody Iryawan)

Regenerasi pemain setiap tahun dilakukan Arema FC. Hal sama berlaku jelang kompetisi kasrta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2021.

Sejumlah darah muda baru saja didatangkan untuk memperkuat Arema. Sebut saja Wiga Brillian Syahputra, Ricga Tri Febyan dan Sandy Febian yang sudah diikat dengan kontrak jangka panjang.

Namun tampaknya barisan pemain muda ini masih belum bisa jadi andalan Arema untuk Liga 1 2021. Mereka butuh waktu dan jam terbang untuk menemukan permainan terbaik.

Meski begitu, tetap ada darah muda yang bakal jadi andalan tim berjuluk Singo Edan ini. Karena kehadiran pemain muda yang bertenaga sangat penting.

Setidaknya ada tiga nama yang layak dikedepankan. Mereka menghuni posisi yang berbeda. Lini belakang, tengah dan depan. Siapa saja mereka?

Untuk gambaran Sahabat Bola.com, ketiganya bukan nama baru di Arema. Beberapa tahun terakhir mereka rajin menghiasi line-up Singo Edan. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahui nama-nama mereka.


1. Bagas Adi Nugroho

Bek kidal ini jadi bagian Arema sejak musim 2017 silam. Namun Bagas sempat pindah ke Bhayangkara FC musim 2019. Tapi tahun lalu dia kembali. Di usia 24 tahun, bisa dibilang Bagas sudah kenyang pengalaman.

Bermain di timnas kelompok usia hingga senior sudah dijalaninya. Permainannya semakin matang. Dia tak hanya bisa ditempatkan sebagai stoper. Tapi bek kiri dan gelandang bertahan.

Sejak musim 2020, Bagas disiapkan jadi pemain inti Arema. Ketika tongkat kepelatihan pindah dari Mario Gomez ke Carlos Oliveira, dia didorong jadi gelandang bertahan.

Alasannya, Bagas punya akurasi umpan bagus. Sehingga tugasnya ikut mengalirkan bola ke depan. Selain itu, dia salah satu eksekutor bola mati Arema.

Musim, ini, kemungkinan dia tetap jadi pemain inti. Pelatih baru Eduardo Almeida pasti sudah dapat mengetahui seperti apa cara bermain Bagas. Rencananya, musim ini Arema mendatangkan stoper asing.

Sudah besar kemungkinan pemain asal Yogyakarta ini yang jadi tandemnya. Meskipun Arema masih punya opsi stoper lain seperti Ikhwan Tjiptadi dan Ikhfanul Alam. Tapi secara pengalaman, Bagas masih lebih baik.


2. Hanif Sjahbandi

Dia gabung di Arema sejak 2017 silam. Namun kesempatan main di Arema bisa dibilang naik turun. Kadang sering jadi starter, tapi beberapa saat kemudian jadi cadangan.

Musim 2018 silam, Hanif sempat menemukan performa terbaik musim 2018. Sayang, cedera patah tulang tangan membuatnya mengakhiri kompetisi lebih cepat.

Musim ini, peluang jadi andalan lini tengah Arema terbuka lebar. Lantaran satu gelandang penting Arema, Hendro Siswanto pindah ke Borneo FC awal tahun 2021. Hanif yang diproyeksikan menggantikan posisi itu. Musim ini, gelandang kelahiran Bandung ini juga lebih matang di usia 24 tahun.

Hanif tak hanya tangguh jadi gelandang bertahan, terkadang dia jadi stoper dadakan. Karena Hanif punya fisik kuat saat duel dengan pemain lawan. Jika melihat komposisi lini tengah Arema, Hanif bisa dibilang paling komplet.

Apalagi dia juga punya pengalaman di timnas kelompok usia hingga senior. Sementara pemain lain seperti Jayus Hariono, Seiya da Costa hingga Dave Mustaine tak punya pengalaman di timnas seperti Hanif.


3. Muhammad Rafli

Pemain yang satu ini digadang-gadang jadi striker masa depan Indonesia. Di usia 22 tahun, dia sudah jadi bagian Timnas Indonesia senior. Tapi di Arema, dia bukan pilihan utama di lini depan.

Rafli lebih sering ditempatkan sebagai gelandang serang. Padahal di Timnas Indonesia, dia sudah memperlihatkan punya insting gol tinggi. Ketika Arema ditangani Eduardo Almeida, tidak menutup kemungkinan Rafli dapat tempat di lini depan.

Karena Singo Edan sampai saat ini belum memiliki striker asing. Sehingga tenaganya bisa dimanfaatkan. Ditambah lagi, Rafli makin klop jika ditandemkan dengan Kushedya Hari Yudo.

Keduanya tampil apik dalam uji coba timnas awal tahun 2021. Yakni saat lawan Tira Persikabo. Di Liga 1 2020, Rafli sempat tampil apik di partai pertama. Sayang setelah itu kompetisi terhenti karena pandemi virus corona.

Diambah lagi awal tahun 2021, pemain jebolan Asifa Malang ini mengalami cedera dan absen di Piala Menpora. Ketika sudah pulih, sekarang dia dipanggil ke Timnas Indonesia untuk lanjutan Kualifikasi Piala Dunia di Uni Emirat Arab.

Saat kembali ke Arema, kemungkinan musim ini dia jadi andalan di lini depan atau gelandang serang.


Saksikan Video Pilihan Kami:

Prancis Mengerikan...

Brasil Tertajam di Inggris