Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memanggil 37 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan yang digelar di Jakarta. Shin Tae-yong memberikan kejutan dengan memanggil mayoritas pemain muda.
Pelatih asal Korea Selatan itu memberlakukan sistem promosi atau naik kelas di Timnas Indonesia senior. Pemain-pemain berkualitas dari kelompok usia U-19 dan U-22 mendapatkan tiket unjuk kemampuan.
Rataan usia skuad Timnas Indonesia saat ini adalah 23,1 tahun. Hal ini mungkin sengaja dilakukan Shin Tae-yong untuk melakukan regenerasi pemain.
Selain itu, skuad yang dimiliki Shin Tae-yong juga mempunyai postur tubuh tinggi. Rata-rata pemain yang ada memiliki tinggi 180 cm ke atas.
Komposisi pemain-pemain tersebut memungkinkan Timnas Indonesia untuk bersaing dengan tim luar negeri yang juga mengandalkan postur tubuh.
Apalagi, skema 4-4-2 yang diusung Shin Tae-yong sering mengandalkan umpan-umpan silang sehingga membutuhkan pemain dengan kemampuan sundulan mumpuni untuk mencetak gol.
Bola.com mencatat ada sejumlah nama jagoan bola udara yang masuk skuad Timnas Indonesia. Lantas, siapa saja pemain-pemain jangkung yang siap dimanfaatkan Shin Tae-yong untuk mencetak gol di Timnas Indonesia?
Elkan Baggott menjadi pemain dengan postur paling tinggi di Timnas Indonesia saat ini. Pemain berusia 18 tahun itu punya postur hampir 2 meter yakni 194 cm.
Kelebihan itulah yang bisa dimaksimalkan Elkan Baggott di jantung pertahanan Timnas Indonesia. Elkan Baggott juga bisa memanfaatkan postur tubuhnya untuk mencetak gol melalui sundulan.
Hal itu sudah beberapa kali teruji saat membela Timnas Indonesia U-19. Elkan Baggott melepaskan sundulan yang mampu merepotkan kiper lawan, meskipun belum mampu menjadi gol.
Saddam Gaffar memiliki postur tubuh 187 cm. Sebagai penyerang tengah, kelebihan itu bisa dimaksimalkan Saddam Gaffar untuk mencetak gol.
Pada Piala Menpora 2021, Saddam Gaffar sudah membuktikan kualitas sundulannya menjadi gol. Hal ini tentu diharapkan Shin Tae-yong bisa lebih dimaksimalkan bersama Timnas Indonesia.
Saddam Gaffar juga memiliki kemampuan lain dalam mencetak gol. Meskipun punya postur tubuh tinggi, pemain berusia 19 tahun itu tetap lincah dalam pergerakan di depan gawang lawan.
Muhammad Rafli memiliki postur tubuh 180 cm. Pemain berusia 22 tahun itu merupakan penyerang tengah dengan berbagai kemampuan dalam mencetak gol.
Satu di antaranya adalah kemampuan mencetak gol melalui sundulan. Hal itu sudah dibuktikan Muhammad Rafli saat membela Timnas Indonesia dalam laga uji coba melawan Persikabo 1973.
Kelebihan ini bisa menjadi senjata ampuh Muhammad Rafli di Timnas Indonesia. Menarik untuk menantikan aksi-aksi terbaik dari bomber Arema FC itu.
Septian Bagaskara memiliki tinggi mencapai 183 cm. Sebagai penyerang tengah, kelebihan itu bisa dimaksimalkan Septian Bagaskara saat melakukan duel bola udara dan sundulan.
Pelatih Shin Tae-yong tentu sudah memahami kelebihan yang dimiliki Septian Bagaskara. Hal itu diharapkan bisa dimaksimalkan ketika mendapatkan kesempatan membela Timnas Indonesia.
Septian Bagaskara juga punya kemampuan lain dalam mencetak gol menggunakan kedua kakinya. Menarik untuk menyaksikan penampilan apik dari pemain 23 tahun tersebut.
Bicara soal kualitas sundulan, Ilija Spasojevic tentu tak perlu diragukan. Spasojevic sering mencetak gol menggunakan kepalanya ketika membela Bali United.
Spasojevic punya postur tubuh jangkung yakni 187 cm. Kelebihan itulah yang bisa dimaksimalkan pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
Spasojevic mampu mengarahkan bola dengan sundulan kepalanya. Selain itu, anggota tubuh lainnya yang dimiliki Spasojevic juga berbahaya dan sudah teruji kualitasnya dalam mencetak gol.
Siapa pun pelatihnya, Timnas Indonesia seakan sulit dilepaskan dari Evan Dimas Darmono. Gelandang jebolan Timnas Indonesia U-19 yang menjuarai Piala AFF U-19 2013 itu tercatat sudah enam tahun dipercaya masuk dalam Timnas Indonesia di berbagai kejuaraan, bahkan di sela-sela aktivitasnya bersama Timnas Indonesia kelompok usia, seperti U-19 dan U-22.
Evan Dimas memang boleh dibilang merupakan gelandang tengah terbaik yang dimiliki Indonesia. Kemampuan menjaga bola, mengalirkan ke segala penjuru lapangan, melepaskan umpan terobosan yang akurat, menembak bola hingga menciptakan gol, adalah atribut yang melekat terhadap pemain yang membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017 itu.
Bicara soal kiprahnya di Timnas Indonesia senior, Evan Dimas telah merasakan bermain di bawah arahan sejumlah pelatih, mulai dari Alfred Riedl hingga Shin Tae-yong saat ini. Riedl adalah pelatih Timnas Indonesia senior pertama yang menangani Evan Dimas setelah sang pemain tampil apik bersama Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri.
Evan Dimas mendapatkan debut di Timnas Indonesia senior pada Piala AFF 2014 asuhan Alfred Riedl. Meski saat itu hanya sekali dimainkan ketika menghadapi Laos, Evan langsung bisa mencetak gol dan kembali mendapatkan kepercayaan dari pelatih asal Austria itu untuk kembali membela Tim Garuda di Piala AFF 2016. Setelah Alfred Riedl pergi setelah Piala AFF 2016 berakhir dan Timnas Indonesia kembali hanya menjadi runner-up, Timnas Indonesia ditangani oleh pelatih asal Spanyol, Luis Milla, yang juga menangani Timnas Indonesia U-22 yang akan berlaga di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Evan Dimas lagi-lagi menjadi kesayangan Luis Milla di lini tengah. Ketika di Asian Games 2018, Evan Dimas diturunkan bersama Zulfiandi di lini tengah, membantu Stefano Lilipaly yang bermain lebih ke depan. Tak hanya di Timnas Indonesia U-23, Luis Milla pun memberikan kepercayaan kepada Evan Dimas di tim senior. Mengidolakan Andres Iniesta dan pernah berlatih di Spanyol membuat Evan Dimas cukup cepat beradaptasi dengan gaya permainan Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu pun menyukai karakter permainan pemain kelahiran Jember itu.
Setelah Luis Milla tidak diperpanjang oleh PSSI sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono tetap ada dalam tim yang kemudian ditangani oleh asisten Luis Milla, Bima Sakti, di Piala AFF 2018.
Setelah tim tersebut gagal tampil impresif di Piala AFF 2018, PSSI menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih kepala. Evan Dimas tentu masih ada dalam skema.
Pasalnya, Evan Dimas juga merupakan andalan Simon McMenemy ketika sama-sama bekerja di Bhayangkara FC dan menjadi juara di Liga 1 2017.
Simon McMenemy memang merupakan pelatih yang gemar menyatukan pemain senior dengan pemain muda, dan Evan Dimas adalah satu di antara pemain muda miliknya saat itu.
Namun, Timnas Indonesia justru tidak berkembang di bawah asuhan Simon McMenemy. Dalam lima pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Tim Garuda gagal mendapatkan sebiji poin. McMenemy pun kemudian dipecat. Shin Tae-yong datang sebagai pengganti. Ini merupakan hal baru mengingat belum pernah Timnas Indonesia ditangani oleh seorang pelatih berasal dari Korea Selatan. Namun, bagi Evan Dimas tak ada yang sulit. Dengan kualitas yang dimilikinya, Evan Dimas tetap menjadi satu di antara banyak pemain yang kerap mendapatkan panggilan mengikuti pemusatan latihan, baik proyeksi SEA Games 2021 maupun Kualifikasi Piala Dunia 2022. "Alhamdulillah saya masih dipercaya untuk memperkuat Timnas Indonesia. Saya berharap dapat memberikan yang terbaik selama pemusatan latihan kali ini dan tidak ingin cepat puas," ujar Evan Dimas ketika mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia proyeksi SEA Games 2021 pada Februari lalu.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menantang para pemainnya untuk mengubah mental agar berani bermain di luar negeri. Menurut Shin Tae-yong, para pemain Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan dan potensi untuk membela klub di negara lain.
Shin Tae-yong memberikan motivasi tersebut saat upacara pelepasan Timnas Indonesia jelang keberangkatan ke Dubai, Uni Emirat Arab, pada Jumat (14/5/2021). Pelatih asal Korea Selatan itu ingin, pemain Timnas Garuda mau mengambil risiko untuk bermain di luar negeri.
Menurut Shin Tae-yong, hal itu sangat penting untuk peningkatan karier sang pemain. Namun, masih banyak pesepak bola di Tanah Air yang tak berani mengambil risiko tersebut, karena khawatir akan perbedaan bahasa, budaya, dan kultur sepak bola di negara lain.
"Jangan hanya mau bermain di Indonesia saja. Akan tetapi, bermain di luar negeri seperti Egy, Witan, dan Abimanyu," kata Shin Tae-yong.
"Saya rasa kalian bisa bermain di luar negeri. Mulai sekarang, kalian harus mengubah pikiran untuk mendapatkan mental dan fisik yang kuat," tegas Shin Tae-yong.
Para pemain Timnas Indonesia yang bermain di luar negeri juga mendapatkan perhatian dan panggilan dari Shin Tae-yong. Sebut saja Ryuji Utomo (Penang FC), Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners FC), Elkan Baggott (King's Lynn Town), Syahrian Abimanyu (Newcastle Jets), Witan Sulaeman (Radnik Surdulica), dan Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk) yang turut dalam 28 pemain untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Timnas Indonesia akan melakoni tiga pertandingan sisa di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Laga-laga tersebut sangat krusial meskipun sudah tidak menentukan apapun untuk skuad Garuda.
Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand (3/6/2021), Vietnam (7/6/2021), dan Uni Emirat Arab (11/6/2021) pada laga penyisihan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022. Laga ini sangat penting untuk memperbaiki peringkat di ranking FIFA.
Sebelum itu, Timnas Indonesia akan melakoni dua laga uji coba di Dubai, Uni Emirat Arab. Pasukan Shin Tae-yong itu akan menghadapi Afghanistan (25/5/2021) dan Oman (29/5/2021).